Ikuti Kami :

Disarankan:

3 Wilayah di Ciamis Dihantam Longsor dan Pergeseran Tanah, BPBD Minta Kajian Geologi

Rabu, 09 April 2025 | 10:38 WIB
3 Wilayah di Ciamis Dihantam Longsor dan Pergeseran Tanah, BPBD Minta Kajian Geologi
3 Wilayah di Ciamis Dihantam Longsor dan Pergeseran Tanah, BPBD Minta Kajian Geologi. Foto: Istimewa

Tiga desa di Kabupaten Ciamis tengah menghadapi ancaman serius akibat bencana alam berupa longsor dan pergerakan tanah yang melanda wilayah mereka dalam beberapa hari terakhir.

CIAMIS, NewsTasikmalaya.com – Tiga desa di Kabupaten Ciamis tengah menghadapi ancaman serius akibat bencana alam berupa longsor dan pergerakan tanah yang melanda wilayah mereka dalam beberapa hari terakhir. 

Menyikapi hal tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ciamis telah mengirim surat permohonan resmi kepada Badan Geologi Kementerian ESDM untuk melakukan kajian menyeluruh di titik-titik terdampak.

“Kami sudah mengirimkan surat kemarin agar dilakukan kajian geologi di tiga lokasi bencana. Harapannya, kajian tersebut bisa memberikan dasar bagi pemerintah daerah dalam menentukan langkah lanjutan, termasuk kemungkinan relokasi,” kata Kepala Pelaksana BPBD Ciamis, Ani Supiani, pada Rabu (9/4/2025).

Curah hujan ekstrem yang mengguyur wilayah Ciamis selama dua hari berturut-turut menjadi pemicu terjadinya bencana alam ini. Dua desa di Kecamatan Panawangan, yakni Desa Sadapaingan dan Desa Mekarbuana, mengalami longsor hebat pada Minggu sore (6/4/2025), sementara Desa Neglasari di Kecamatan Pamarican mengalami pergeseran tanah.

Di Dusun Cipeundeuy, Desa Sadapaingan, longsor menghancurkan enam rumah—dua di antaranya rusak berat. Tak hanya itu, satu ekor sapi dan lima ekor domba tertimbun material longsor bersama dapur dan kandang milik warga. 

Tebing setinggi 75 meter longsor, menyeret pohon, kebun, sawah, hingga jalan desa, bahkan mengancam pemukiman yang berada di bawah dan atas tebing.

Sebanyak 138 jiwa dari 51 kepala keluarga terpaksa mengungsi ke Masjid At-Taqwa demi keselamatan. Di Dusun Cimanem, Desa Mekarbuana, longsor menyebabkan kerusakan pada tiga rumah dan memaksa 96 warga mengungsi ke balai desa. 

Akses jalan penghubung antar dusun pun tertutup longsoran. Menurut warga setempat, longsor di daerah ini bukan kali pertama terjadi, namun kali ini yang terparah, dengan tebing runtuh dari ketinggian 50 meter. 

BPBD Ciamis bersama sejumlah pihak, termasuk TNI, Polri, relawan, serta dinas terkait telah bergerak cepat membuka dapur umum dan melakukan evakuasi serta penanganan awal.

Petugas Dinas PUPR juga turun dengan alat berat untuk membuka akses dan membersihkan material longsor. Hingga Selasa (8/4/2025), sekitar 50 warga, terutama anak-anak dan lansia, masih bertahan di lokasi pengungsian.

Sementara itu, pergerakan tanah di Dusun Sindangjaya, Desa Neglasari, Kecamatan Pamarican menyebabkan retakan pada 12 rumah.

Meski tidak ada warga yang mengungsi, peristiwa ini memunculkan kekhawatiran karena kejadian serupa pernah terjadi di dusun lain dalam desa yang sama dua tahun silam. 

Ani menekankan pentingnya kewaspadaan, terutama saat hujan turun. Di lokasi longsor Desa Sadapaingan, BPBD menemukan dua retakan besar di puncak longsor yang bisa memicu longsoran lanjutan. Retakan ini telah ditutup secara bergotong royong oleh warga untuk mencegah rembesan air saat hujan datang.

Lebih lanjut, ditemukan pula mata air besar di area longsor yang dikhawatirkan mempercepat pergerakan tanah jika tidak segera dialirkan. Untuk itu, pihak BPBD telah menyalurkan air dari mata air tersebut ke satu titik aman sebagai langkah mitigasi.

Dengan langkah antisipatif dan kolaborasi antar instansi serta masyarakat, diharapkan risiko longsor susulan bisa ditekan, dan warga dapat kembali merasa aman di wilayahnya masing-masing.

Editor
Link Disalin