Ikuti Kami :

Disarankan:

Inovasi Petani Ciamis: Jaring Nilon untuk Halau Serangan Burung Pipit di Sawah

Sabtu, 22 Februari 2025 | 16:49 WIB
Watermark
Inovasi Petani Ciamis: Jaring Nilon untuk Halau Serangan Burung Pipit di Sawah. Foto: NewsTasikmalaya.com/Andri M

Menjelang musim panen pada Februari hingga Maret, serangan burung pipit menjadi tantangan bagi para petani di berbagai daerah di Ciamis.

CIAMIS, NewsTasikmalaya.com – Menjelang musim panen pada Februari hingga Maret, serangan burung pipit menjadi tantangan bagi para petani di berbagai daerah di Ciamis. Salah satu kawasan yang terdampak adalah Blok Irigasi Cikumetir Bolenglang, Kecamatan Kertasari.  

Asep Bengkel, seorang petani setempat, mengaku kewalahan menghadapi ribuan burung pipit yang menyerbu sawahnya setiap hari. 

Berbagai cara konvensional, seperti memasang orang-orangan sawah (bebegig), menggelar plastik berisik, hingga tali penghalau, tak cukup efektif menahan gempuran burung yang mengincar bulir padi.  

"Dijaga dari pagi sampai sore tetap saja datang. Sekali datang, jumlahnya bisa ribuan," ujar Mang Asep, Sabtu (22/2/2025).  

Menurutnya, serangan burung pipit bisa mengurangi hasil panen hingga 20 persen. Dari total lahan 300 bata (sekitar 4.200 meter persegi) yang ia garap, rata-rata menghasilkan 2,4 ton gabah. Namun, sebelum panen tiba, sebagian bulir padi sudah lebih dulu dimakan burung. 

Untuk mengatasi masalah ini, Mang Asep mencoba cara baru dengan memasang jaring nilon menyerupai kelambu di atas sawahnya.  

"Sejak sebulan lalu, saya mulai pasang jaring nilon sebagai perlindungan. Sudah terpasang 10 gulungan, tinggal satu blok lagi," katanya.  

Jaring nilon yang digunakan memiliki ukuran mata jaring (mesh size) 2,5 hingga 3,5 inci, dengan panjang 90 meter dan lebar 8 meter per gulungan. Harga per gulungnya berkisar antara Rp70 ribu hingga Rp108 ribu.  

"Total modalnya sekitar Rp800 ribu untuk 10 gulung jaring ini. Tapi keuntungannya, saya dan istri tidak perlu setiap hari menjaga sawah dari pagi sampai sore. Lebih hemat waktu," jelasnya. 

Karena metode ini baru pertama kali diterapkan, Mang Asep masih menunggu hasil panennya untuk mengetahui dampak pemasangan jaring terhadap produktivitas sawahnya.  

"Belum tahu hasil pastinya, nanti saat panen baru kelihatan. Tapi sejauh ini, serangan burung jauh berkurang karena mereka tidak bisa menembus jaring untuk memakan bulir padi," terangnya.  

Keunggulan lain dari jaring nilon ini adalah bisa digunakan kembali hingga tiga musim tanam jika dirawat dengan baik.  

"Kalau digulung rapi dan tidak kusut, bisa dipakai lagi di musim tanam berikutnya. Setelah panen, jaringnya dilepas, digulung, dan disimpan di tempat aman untuk digunakan kembali," pungkas Mang Asep.  

Metode inovatif ini bisa menjadi solusi bagi petani lain yang mengalami masalah serupa, sehingga hasil panen bisa lebih maksimal tanpa harus terus-menerus menjaga sawah dari serangan burung pipit.  

 

Editor
Link Disalin