Ikuti Kami :

Disarankan:

Keluarga Korban Pengeroyokan di Indihiang Tolak Autopsi, Kasus Tidak Dilanjutkan

Minggu, 12 Januari 2025 | 20:21 WIB
Keluarga Korban Pengeroyokan di Indihiang Tolak Autopsi, Kasus Tidak Dilanjutkan
Keluarga Korban Pengeroyokan di Indihiang Tolak Autopsi, Kasus Tidak Dilanjutkan. Foto: NewsTasikmalaya.com/Tian

Yoga (17), remaja asal Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, meninggal dunia setelah menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok pemotor.

TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com – Yoga (17), remaja asal Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, meninggal dunia setelah menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok pemotor. Insiden tragis ini terjadi di Jalan Brigjen Wasita Kusumah, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, pada Minggu (12/1/2025) dini hari sekitar pukul 04.30 WIB.

Korban sempat dilarikan ke RS Hermina Kota Tasikmalaya untuk mendapatkan perawatan intensif, namun nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pada pukul 09.21 WIB.

Pihak keluarga korban memutuskan untuk tidak melakukan autopsi terhadap jenazah Yoga. Ketua RT 01 RW 01 Kampung Nender, Desa Sukaharja, Kecamatan Cisayong, Andi Nurwandi, membenarkan keputusan tersebut.

"Keluarga telah mengambil keputusan untuk menolak autopsi dan mencabut perkara. Jadi kasus ini tidak dilanjutkan," ungkap Andi pada Minggu sore.

Ketika ditanya alasan di balik keputusan tersebut, Andi menjelaskan bahwa hanya pihak keluarga yang mengetahui pertimbangan mereka. "Itu sepenuhnya keputusan keluarga. Mungkin mereka punya alasan tertentu," tambahnya.

Menurut informasi yang diterima Andi, Yoga bersama teman-temannya tengah dalam perjalanan pulang ketika mereka dihampiri oleh sekelompok pemotor yang diduga geng motor.

"Katanya mereka dikejar dan ditanya apakah bagian dari geng motor. Setelah itu dianiaya hingga tergeletak. Ada barang bukti berupa botol minuman keras di lokasi kejadian," jelas Andi.

Ia juga menambahkan bahwa korban mengalami luka serius di kepala dan wajah. "Mata korban bengkak, kepala luka, dan menurut laporan, dua orang dipukul," katanya.

Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota dan Polsek Indihiang telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi dekat terminal bus Kota Tasikmalaya untuk mengungkap fakta di balik insiden ini. Namun, dengan adanya penolakan autopsi dari pihak keluarga, penyelidikan kemungkinan tidak dapat dilanjutkan lebih jauh.

Andi menyebutkan bahwa korban dan dua rekannya sempat dibawa ke rumah sakit setelah kejadian. "Korban tiba di RS Hermina sekitar pukul 05.00 WIB. Yang lain juga mengalami luka, tapi yang paling parah adalah korban," ujarnya.

Dengan keputusan keluarga yang menolak autopsi, proses hukum atas kasus pengeroyokan ini tidak dapat dilanjutkan. Kejadian tragis ini menjadi pengingat akan pentingnya pengamanan dan kewaspadaan, terutama terhadap aksi kekerasan yang melibatkan geng motor di Kota Tasikmalaya.

 

Editor
Link Disalin