Ikuti Kami :

Disarankan:

Pemasangan Ornamen Imlek di Kantor Kemenag Kota Banjar Menuai Polemik, Akhirnya Dicopot untuk Jaga Kondusifitas

Jumat, 24 Januari 2025 | 14:52 WIB
Pemasangan Ornamen Imlek di Kantor Kemenag Kota Banjar Menuai Polemik, Akhirnya Dicopot untuk Jaga Kondusifitas
Pemasangan Ornamen Imlek di Kantor Kemenag Kota Banjar Menuai Polemik, Akhirnya Dicopot untuk Jaga Kondusifitas. Foto: NewsTasikmalaya.com/Istimewa.

Ornamen perayaan Tahun Baru Imlek 2576 yang dipasang di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) dan Pusat Layanan Haji dan Umrah Kota Banjar menjadi sorotan.

BANJAR, NewsTasikmalaya.com - Ornamen perayaan Tahun Baru Imlek 2576 yang dipasang di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) dan Pusat Layanan Haji dan Umrah Kota Banjar menjadi sorotan.

Pemasangan ini, yang merupakan tindak lanjut dari instruksi Sekretaris Jenderal Kemenag melalui Surat No. B-270/SJ/BIX/KP.02/01/2025, menuai perdebatan dari berbagai pihak di Kota Banjar.  

Instruksi pemasangan ornamen Imlek bertujuan untuk menghormati umat yang merayakan Imlek, sesuai dengan prinsip moderasi dan toleransi beragama yang diusung oleh Kemenag.

Namun, langkah ini dianggap kontroversial oleh sebagian pihak, hingga akhirnya ornamen tersebut dicopot untuk menjaga situasi tetap kondusif.  

Zaenal Arifin, aktivis Forum Banjar Al-Muktabar Reborn, menyebut pemasangan ornamen Imlek di kantor Kemenag sebagai langkah berlebihan. Menurutnya, hal ini bertentangan dengan nilai-nilai Islam.  

"Pemasangan ornamen ini adalah propaganda yang dapat menyesatkan umat. Moderasi dan toleransi yang diusung Kemenag justru menjauhkan umat dari ajaran Islam kaffah," tegas Zaenal.

Ia juga menegaskan bahwa Islam tidak mengakui kebenaran agama lain dalam hal-hal prinsipil, seperti tauhid dan keimanan.  

Namun, pernyataan ini mendapat tanggapan dari sejumlah pihak. Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kota Banjar, Rio Julian Rustandi Putra, melihat pemasangan ornamen Imlek sebagai langkah positif untuk memperkuat keharmonisan antarumat beragama.  

"Islam Rahmatan Lil’alamin mengajarkan umat Islam untuk menyebarkan kasih sayang dan kedamaian tanpa memandang perbedaan agama, suku, atau ras. Pemasangan ornamen Imlek ini menjadi simbol toleransi dan integrasi sosial di tengah keberagaman," ujar Rio.  

Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Banjar juga mendukung langkah tersebut. Menurutnya, pemasangan ornamen Imlek mencerminkan moderasi beragama dan penghormatan terhadap tradisi budaya Tionghoa, sejalan dengan prinsip hidup harmonis di Indonesia.  

Kepala Kantor Kemenag Kota Banjar, Ahmad Fikri Firdaus, menjelaskan bahwa pemasangan ornamen Imlek merupakan bagian dari implementasi moderasi beragama.  

"Kemenag adalah kantor pelayanan bagi semua agama yang diakui di Indonesia, termasuk Konghucu. Pemasangan ornamen ini adalah bentuk penghormatan terhadap tradisi agama yang merayakan Imlek," kata Fikri.  

Namun, menyusul polemik yang terjadi, Forkopimda Kota Banjar meminta agar ornamen Imlek dicopot. Fikri menyatakan keputusan ini diambil demi menjaga kondusifitas menjelang pelantikan kepala daerah.  

"Kami mencopot ornamen Imlek setelah adanya permintaan untuk menjaga situasi tetap kondusif. Keputusan ini diambil untuk menghormati semua pihak," pungkas Fikri.

Editor
Link Disalin