TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com - Siswa SDN Cioray di Desa Kertanegla, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, terpaksa belajar dalam kondisi yang memprihatinkan. Bertahun-tahun, mereka menjalani kegiatan belajar mengajar (KBM) di ruang kelas yang sudah lapuk dan sewaktu-waktu terancam ambruk.
Pantauan di lokasi, Selasa (4/2/2025), menunjukkan bahwa hanya tiga ruang kelas yang masih bisa digunakan, yakni kelas III, IV, dan V. Namun, kondisi bangunan juga mengkhawatirkan, dengan sebagian atap yang sudah bolong, lapuk, dan miring.
Kondisi lebih parah terjadi pada kelas lainnya. Ruang kelas II dikosongkan karena berisiko ambruk, sementara kelas I bahkan sudah tidak memiliki atap, hanya tersisa dinding yang rapuh. Sedangkan ruang kelas VI sudah rata dengan tanah, menyisakan pondasi dan lantai saja.
Salah seorang guru, Andi, mengungkapkan bahwa kondisi tersebut membuat proses belajar mengajar menjadi tidak nyaman, tetapi mereka tetap memanfaatkan ruang kelas yang ada.
"Proses belajar memang tidak nyaman, tapi kami tetap menggunakan ruangan yang masih bisa dipakai," ujar Andi.
Karena keterbatasan ruang, satu kelas harus diisi oleh dua rombongan belajar (Rombel). Selain itu, faktor cuaca menjadi ancaman tersendiri bagi keselamatan siswa dan guru.
"Kalau hujan deras dan angin kencang, kami harus mengevakuasi siswa ke ruang kantor. Jika kondisinya benar-benar tidak memungkinkan, anak-anak belajar di rumah," jelasnya.
Menurut Andi, kondisi bangunan sekolah yang lapuk ini sudah berlangsung lebih dari lima tahun. Guru dan siswa harus bertahan dengan fasilitas yang semakin memburuk dari tahun ke tahun.
Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya dan Dinas PUPR disebut telah meninjau kondisi SDN Cioray.
"Ya, sudah ada peninjauan dari dinas dan unsur terkait. Semoga bangunan sekolah ini segera diperbaiki," pungkasnya.