Ikuti Kami :

Disarankan:

VIDEO: Tradisi Cuci Dewa di Kelenteng Hok Tek Bio, Simbol Doa untuk Kedamaian dan Kemajuan Bangsa

Rabu, 12 Februari 2025 | 08:05 WIB

Menyambut Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili, umat Konghucu dan warga Tionghoa di Ciamis melaksanakan tradisi tahunan cuci dewa di Kelenteng Hok Tek Bio, Minggu (26/1/2025). Tradisi ini menjadi simbol penghormatan kepada para dewa dan leluhur, sekaligus doa untuk kemajuan bangsa.

CIAMIS, NewsTasikmalaya.com - Menyambut Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili, umat Konghucu dan warga Tionghoa di Ciamis melaksanakan tradisi tahunan cuci dewa di Kelenteng Hok Tek Bio, Minggu (26/1/2025). Tradisi ini menjadi simbol penghormatan kepada para dewa dan leluhur, sekaligus doa untuk kemajuan bangsa.

Dalam prosesi yang sakral ini, patung-patung dewa-dewi yang biasanya disimpan di ruang ibadah dipindahkan secara perlahan dan hati-hati ke meja persembahan.

Selanjutnya, jubah yang membalut patung dilepas, dan setiap patung dibersihkan secara detail menggunakan kuas untuk menghilangkan debu, lalu dimandikan dalam wadah berisi air bercampur kembang dan cairan wewangian.

Setelah dimandikan, patung-patung dikeringkan dengan handuk bersih dan dipakaikan jubah kembali lalu dikembalikan ke tempatnya.

Ketua Kelenteng Hok Tek Bio, Hidajat Kuswaja, menjelaskan makna mendalam di balik ritual ini.

“Setelah dimandikan, para dewa akan ‘lapor ke atas’ dalam keadaan bersih. Ini adalah doa kami untuk keamanan, kemajuan, dan kesejahteraan negara serta rakyat Indonesia,” ujar Hidajat.

Tahun ini, bertepatan dengan shio Ular Kayu, semua patung dewa di kelenteng, baik di altar atas maupun bawah, dibersihkan secara menyeluruh. 

Hidajat menambahkan bahwa tradisi ini juga menjadi ajakan untuk mencontoh nilai-nilai kebaikan yang diwariskan oleh leluhur.

Salah satu umat Konghucu di Ciamis, Purwanto mengatakan selain prosesi pembersihan patung, umat juga mengikuti tradisi menggantungkan nama di lampion sebagai simbol penerangan hidup.

“Lampion ini melambangkan harapan agar hidup dijauhkan dari kegelapan. Banyak yang menggunakannya sebagai doa untuk kesehatan, keselamatan, atau kelancaran usaha,” kata Purwanto.

Tradisi tahunan cuci dewa ini tidak hanya menjaga keberlanjutan budaya dan spiritualitas, tetapi juga mengingatkan umat untuk menjaga kebersihan hati dan pikiran demi kehidupan yang lebih baik.

Dukungan masyarakat diharapkan terus mengalir, menjadikan tradisi ini sebagai simbol doa bersama untuk kedamaian dan kemajuan bangsa.

Editor
Link Disalin