Ikuti Kami :

Disarankan:

75 Perempuan Ikuti Pelatihan Bertahan Hidup di Hutan Gunung Cakrabuana Tasikmalaya

Senin, 09 Desember 2024 | 17:52 WIB
75 Perempuan Ikuti Pelatihan Bertahan Hidup di Hutan Gunung Cakrabuana Tasikmalaya
75 Perempuan Ikuti Pelatihan Bertahan Hidup di Hutan Gunung Cakrabuana Tasikmalaya. Foto: NewsTasikmalaya.com/Denden.

Sebanyak 75 perempuan dari berbagai daerah di Indonesia menjalani pelatihan bertahan hidup di hutan Gunung Cakrabuana, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya. Kegiatan bertajuk Women Jungle Survival Course (WJSC) 2024 ini berlangsung sejak Jumat (6/12/2024) hingga Rabu (11/12/2024).

TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com - Sebanyak 75 perempuan dari berbagai daerah di Indonesia menjalani pelatihan bertahan hidup di hutan Gunung Cakrabuana, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya. Kegiatan bertajuk Women Jungle Survival Course (WJSC) 2024 ini berlangsung sejak Jumat (6/12/2024) hingga Rabu (11/12/2024).  

Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan bertahan hidup di alam bebas, termasuk cara memanfaatkan bahan makanan yang tersedia di hutan ketika bekal habis.  

Kegiatan ini melibatkan instruktur dari Eiger Adventure Service Team (EAST) serta pendaki senior dari Wanadri, salah satunya Djukardi Bongkeng Adriana, atau akrab disapa Abah Bongkeng.

Ia menekankan pentingnya pelatihan ini, terutama bagi pendaki pemula yang sering kurang memahami risiko kegiatan di alam bebas.  

"Tren mendaki gunung kini digandrungi anak muda, termasuk perempuan. Namun, banyak yang lebih fokus pada konten media sosial tanpa memahami dasar-dasar petualangan. Hal ini berisiko menyebabkan kecelakaan atau kerusakan lingkungan," ujar Abah Bongkeng.  

Menurutnya, pelatihan seperti ini menjadi alternatif bagi individu yang enggan mengikuti pendidikan dasar di organisasi pendakian.  

Manager EAST, Galih Donikara, menyebutkan Gunung Cakrabuana dipilih sebagai lokasi karena kekayaan hayati dan kondisi lingkungannya yang ideal untuk pelatihan.

"Cakrabuana adalah kampus alam terbaik untuk melatih seni bertahan hidup, asalkan keseimbangannya tetap dijaga," katanya.  

Selama enam hari, peserta mempelajari keterampilan penting, seperti:  

- Navigasi darat dan penggunaan tali temali.  

- Teknik membuat perlindungan, menghidupkan api, dan membuat perapian.  

- Mengenali tumbuhan dan hewan yang dapat dimakan.  

- Pertolongan pertama gawat darurat di situasi kritis.  

Peserta juga melakukan simulasi kondisi darurat, seperti tersesat dengan bekal yang menipis, untuk melatih ketanggapan menghadapi tantangan alam.  

Kepala Sekolah WJSC 2024, Dini Hanifah, menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk menciptakan ruang bagi perempuan dalam dunia petualangan yang selama ini didominasi pria.  

"Kegiatan ini tak hanya melatih keterampilan bertahan hidup, tetapi juga mengasah kendali diri dan kesehatan mental. Terlebih, generasi muda kini memanfaatkan kegiatan alam bebas sebagai terapi mental," ujar Dini.  

Pantauan pada Minggu (8/12/2024) menunjukkan antusiasme tinggi para peserta yang menjelajahi jalur hutan mulai dari Kampung Cibunar, Desa Sukapada, Kecamatan Pagerageung. Salah seorang peserta, Fatimah Azzahra, mengaku senang bisa bergabung dalam pelatihan ini.  

"Saya hobi traveling dan mulai suka mendaki gunung, tapi belum punya pengetahuan. Pelatihan ini sangat membantu, meskipun tantangan seperti serangga agak mengganggu bagi saya," ujar karyawan asal Bandung itu.  

Dengan pelatihan ini, diharapkan para peserta tidak hanya siap menghadapi tantangan alam, tetapi juga mampu membawa pengalaman ini dalam kehidupan sehari-hari.

Editor
Link Disalin