Prakiraan Cuaca Kota Tasikmalaya Hari Ini, Minggu 18 Mei 2025
Berikut adalah informasi cuaca terkini untuk wilayah Kota Tasikmalaya dan sekitarnya.
TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com - Puluhan aktivis perempuan dari berbagai komunitas dan organisasi di Kota Tasikmalaya menggelar aksi simpatik untuk mencegah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) pada peringatan Hari Ibu 2024.
Aksi yang diinisiasi oleh Perempuan Tasikmalaya Anti Kekerasan (PETASAN) ini berlangsung di Alun-Alun Dadaha pada Minggu pagi (22/12/2024).
Kegiatan dimulai pukul 06.00 WIB dengan melibatkan sejumlah organisasi seperti Taman Jingga, Forum PUSPA, FOSP2T, IPEMI, FPPI, PASI, KOPRI, KOHATI, PUTIK Perempuan Indonesia, dan Rumah Sosial Murry Koes Plus.
Para aktivis menyerukan pentingnya pencegahan KDRT sebagai langkah awal menciptakan keluarga harmonis. Mereka juga membentangkan poster-poster yang mengecam tindakan KDRT dan membagikan brosur edukatif kepada masyarakat.
Direktur Taman Jingga, Ipa Zumrotul Falihah, menyampaikan keprihatinannya terhadap tingginya angka KDRT di Indonesia.
"Sepanjang 2024, tercatat ada 14.000 perempuan menjadi korban KDRT di Indonesia, menurut data SIMFONI KEMENPPPA," ungkap Ipa.
Di Kota Tasikmalaya sendiri, kasus KDRT terus meningkat. Pada 2022 hanya terdapat 12 kasus, namun pada 2023 angkanya melonjak tiga kali lipat menjadi 36 kasus.
Ipa menekankan bahwa minimnya pelaporan dan normalisasi KDRT menjadi faktor utama yang memperparah situasi.
"Kami ingin mengedukasi masyarakat agar KDRT tidak lagi dianggap wajar. Ini masalah serius yang memerlukan perhatian," jelasnya.
Anne Yuniarti dari Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia menambahkan bahwa PETASAN menyediakan saluran pengaduan melalui media sosial dan perwakilan komunitas.
"Dengan tema 'Bersama Cegah KDRT: Realita!' kami mengajak masyarakat untuk bersama-sama menciptakan keluarga yang aman dan harmonis," ujar Anne.
Selain seruan dan kampanye damai, aksi ini juga diisi dengan diskusi terbuka, pembagian brosur, dan sesi penerimaan aduan langsung dari masyarakat. Para aktivis memberikan arahan kepada korban KDRT untuk mendapatkan bantuan hukum atau psikologis.
Heni Hendini dari FOSP2T menegaskan bahwa KDRT bukan sekadar masalah domestik. "Ini adalah isu sosial yang memerlukan tindakan bersama. Kami berharap aksi ini menjadi langkah awal perubahan," tuturnya.
Ipa Zumrotul Falihah menutup dengan menyerukan pentingnya kesadaran kolektif dalam menghentikan KDRT.
"Ketahanan nasional dimulai dari ketahanan keluarga. Mari wujudkan keluarga harmonis demi masa depan bangsa," tegasnya.
Aksi simpatik ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melawan KDRT dan menciptakan lingkungan keluarga yang aman dan bahagia.
