Ikuti Kami :

Disarankan:

Bocah di Kota Banjar Kehilangan Dua Jari Akibat Ledakan Petasan

Selasa, 08 April 2025 | 15:08 WIB
Watermark
Bocah di Kota Banjar Kehilangan Dua Jari Akibat Ledakan Petasan. Foto: NewsTasikmalaya.com/Martin

Bocah berinisial RR ini mengalami luka serius setelah petasan yang ia mainkan meledak, mengakibatkan dua jarinya harus diamputasi. Insiden memilukan ini terjadi pada 31 Maret 2025, bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1446 H, sekitar pukul 11 siang.

BANJAR, NewsTasikmalaya.com - Momen Lebaran yang seharusnya penuh suka cita berubah menjadi hari penuh duka bagi seorang anak laki-laki berusia 10 tahun di Dusun Sindangmulya, Desa Kujangsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar.

Bocah berinisial RR ini mengalami luka serius setelah petasan yang ia mainkan meledak, mengakibatkan dua jarinya harus diamputasi.

Insiden memilukan ini terjadi pada 31 Maret 2025, bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1446 H, sekitar pukul 11 siang. 

Menurut keterangan Ketua RT Abdul Rohman, RR menemukan sebuah petasan besar yang diduga sebelumnya gagal meledak setelah salat Id.

Meskipun orang tuanya telah memperingatkan agar tidak menyentuh petasan, rasa penasaran RR membuatnya kembali diam-diam mengambil benda berbahaya itu.

"Sudah diperingatkan, bahkan awalnya anak itu menurut. Tapi namanya juga anak-anak, rasa ingin tahunya lebih besar," ujar Abdul Rohman, Selasa (8/4/2025).

RR berusaha menyalakan petasan dengan cara yang sangat berisiko menusuknya dengan paku lalu menghantamkan ke batu. 

Gesekan dari logam yang mengenai bahan peledak itu memicu ledakan hebat. Akibatnya, tiga jari di tangan RR mengalami luka parah, dengan darah langsung mengucur deras.

Yang mengejutkan, bocah ini tak langsung menangis. Ia justru mendatangi kakeknya dengan tenang, memberi tahu bahwa jarinya terluka akibat petasan. 

Kakeknya pun segera membawanya RR ke RS Asih Husada. Sayangnya, setelah dilakukan penanganan medis, dua dari tiga jari yang terluka tidak dapat diselamatkan dan harus diamputasi.

Abdul Rohman berharap kejadian ini menjadi peringatan keras bagi seluruh orang tua untuk lebih mengawasi anak-anak, terutama saat musim perayaan di mana petasan kerap dimainkan. 

"Jangan biarkan tragedi serupa terjadi lagi. Ini harus jadi pelajaran bersama bahwa petasan bukan mainan anak-anak," tegasnya.

 

 

Editor
Link Disalin