Ikuti Kami :

Disarankan:

Saluran Irigasi Wangundirja di Ciamis Sekarat, Puluhan Hektare Sawah Telantar

Sabtu, 14 Juni 2025 | 16:50 WIB
Saluran Irigasi Wangundirja di Ciamis Sekarat, Puluhan Hektare Sawah Telantar
Saluran Irigasi Wangundirja di Ciamis Sekarat, Puluhan Hektare Sawah Telantar. Foto: NewsTasikmalaya.com/Andri M.

Saluran Irigasi Wangundirja yang mengairi lahan pertanian di empat desa di Kecamatan Cisaga, Kabupaten Ciamis, kini dalam kondisi memprihatinkan. Akibat lumpuhnya fungsi Bendung Cihampelung, pasokan air ke 350 hektare sawah di wilayah tersebut tidak lagi berjalan normal. Puluhan hektare sawah bahkan sudah lama berubah menjadi kebun karena tak teraliri air irigasi.

CIAMIS, NewsTasikmalaya.com — Saluran Irigasi Wangundirja yang mengairi lahan pertanian di empat desa di Kecamatan Cisaga, Kabupaten Ciamis, kini dalam kondisi memprihatinkan. Akibat lumpuhnya fungsi Bendung Cihampelung, pasokan air ke 350 hektare sawah di wilayah tersebut tidak lagi berjalan normal. Puluhan hektare sawah bahkan sudah lama berubah menjadi kebun karena tak teraliri air irigasi.

Kondisi ini mencuat dalam pertemuan antara Anggota Komisi IV DPR RI yang membidangi pertanian, Ir H Herry Dermawan, dengan para kepala desa, perwakilan BPD, PPL, kelompok tani, pengawas irigasi, dan tokoh masyarakat. Pertemuan berlangsung di Balai Desa Cisaga, Jumat (13/6/2025) sore.

Kepala Desa Cisaga, M Toha, mengungkapkan di desanya terdapat sekitar 50 hektare sawah yang terbengkalai akibat kekeringan berkepanjangan.

“Puluhan hektare sawah tersebut berubah jadi kebun atau dibiarkan ditumbuhi ilalang dan semak belukar,” ujarnya.

Rinciannya, sawah yang berubah fungsi berada di Dusun Cipurut (10 hektare), Dusun Cimanggu (15 hektare), Dusun Cikunten (5 hektare), dan Dusun Mulyajaya (15 hektare).

Hal serupa juga terjadi di Desa Wangunjaya. Kepala Desa Wangunjaya, Dedeh, menjelaskan bahwa sebanyak 15 hektare sawah di desanya kini hanya bisa ditanami sekali dalam setahun. Padahal sebelumnya, lahan tersebut mampu menghasilkan dua kali panen dalam satu tahun.

Menurut M Toha, kondisi Saluran Irigasi Wangundirja telah lama mengalami kerusakan serius. Selain mengalami pendangkalan dan kerusakan fisik, yang paling krusial adalah lumpuhnya fungsi Bendung Cihampelung.

“Terutama karena lumpuhnya Bendung Cihampelung,” tegas Toha.

Bendung Cihampelung yang terletak di Desa Karyamulya, sekitar sembilan kilometer dari Desa Cisaga, seharusnya berfungsi mengalirkan air dari Sungai Ciliwung (anak Sungai Cimuntur) ke Saluran Irigasi Wangundirja. Namun akibat pendangkalan dan kerusakan tanggul, air sungai tak lagi tertahan untuk masuk ke saluran irigasi.

Toha juga menanggapi adanya rencana perbaikan saluran irigasi yang sedang dibahas pemerintah. Ia menekankan bahwa perbaikan hanya pada saluran irigasi tanpa menyentuh bendung sebagai sumber air tidak akan memberikan dampak signifikan.

“Kalau yang diperbaiki hanya saluran irigasinya saja tidak akan banyak gunanya. Yang paling penting itu adalah perbaikan Bendung Cihampelung sebagai sumber air irigasinya,” ujarnya.

Menanggapi permasalahan tersebut, Ir H Herry Dermawan meminta seluruh pihak, mulai dari kepala desa, PPL, kelompok tani hingga pengawas irigasi, untuk segera melakukan pendataan kondisi riil sistem irigasi di masing-masing desa. Pendataan ini mencakup saluran primer, sekunder, hingga tersier.

Dengan data lapangan yang akurat, Herry berharap program perbaikan irigasi dapat dilakukan secara tepat sasaran.

“Bagaimanapun juga, air irigasi dan ketersediaan pupuk merupakan faktor utama penentu keberhasilan program swasembada pangan nasional,” ujarnya.

Editor
Link Disalin