TASIKMALAYA, NewsTasikmalaa.com – Di tengah derasnya arus aktivitas warga yang hilir mudik antara Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, berdiri sebuah jembatan gantung sederhana bernama Leuwibudah.
Terletak di Kampung Pasanggrahan, Desa Margalaksana, Kecamatan Sukaraja, jembatan ini menjadi akses vital yang menghubungkan Kabupaten Tasikmalaya dengan Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya.
Memiliki panjang sekitar 73 meter dan tergantung setinggi 60 meter di atas aliran sungai, Jembatan Gantung Leuwibudah menjadi pilihan utama bagi warga yang ingin menyingkat waktu tempuh.
Meski hanya berstruktur kayu dan tali baja, serta dibatasi oleh kawat besi di sisi kanan dan kiri, jembatan ini tak pernah sepi dari pengendara roda dua maupun pejalan kaki.
Empat petugas jembatan berjaga setiap hari, memastikan kendaraan melintas secara bergantian agar tidak saling bertabrakan di tengah. Meski rawan, warga tetap menjadikannya rute favorit karena lebih cepat dibandingkan jalur resmi yang harus memutar jauh.
"Setiap hari saya lewat sini buat kerja ke Kota Tasikmalaya. Lebih cepat, nggak perlu muter jauh," kata Sahrul, warga Kecamatan Sukaraja.
Ia mengaku bisa menghemat hingga satu jam perjalanan jika melewati jembatan gantung ini dibanding jalur aspal resmi yang memutar lewat Urug Kawalu.
Namun, di balik manfaatnya, warga juga menyimpan harapan besar jembatan yang lebih kokoh dan layak.
Mahdar (40), warga setempat, mengungkapkan keinginannya agar pemerintah membangun jembatan permanen yang bisa dilalui kendaraan roda empat.
“Kalau bawa mobil, saya harus muter sampai dua jam ke Kota Tasikmalaya. Padahal kalau ada jembatan besar dan kuat, semuanya bisa lebih cepat dan aman,” keluhnya.
Menurut Mahdar, sebagian ruas jalan besar dari arah Kota Tasikmalaya sudah terbuka. Namun, akses dari sisi Kabupaten masih belum terintegrasi dengan baik.
“Kami hanya ingin keadilan infrastruktur. Supaya tidak ada lagi kesenjangan antarwilayah,” tuturnya.
Warga berharap pemerintah kabupaten, provinsi, bahkan pusat, bisa memberikan perhatian lebih terhadap kondisi jembatan ini.
Bagi mereka, Leuwibudah bukan hanya sekadar penghubung antarwilayah, melainkan simbol harapan akan kemajuan dan pemerataan pembangunan.