Ikuti Kami :

Disarankan:

Tiga Kakak Beradik di Tasikmalaya Konsisten Lestarikan Karinding di Tengah Gelombang Musik Modern

Minggu, 04 Agustus 2024 | 15:57 WIB
Tiga Kakak Beradik di Tasikmalaya Konsisten Lestarikan Karinding di Tengah Gelombang Musik Modern
Tiga Kakak Beradik di Tasikmalaya Konsisten Lestarikan Karinding di Tengah Gelombang Musik Modern. Foto: NewsTasikmalaya.com/ Dok. Karinding Sadulur

Di tengah hiruk-pikuk musik modern yang menyebar luas, tiga kakak beradik dari Tasikmalaya, Edoy Ngalagena (32), Sandi Mizon (38), dan Sonet (44), tetap berkomitmen untuk melestarikan seni tradisional Karinding.

TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com - Di tengah hiruk-pikuk musik modern yang menyebar luas, tiga kakak beradik dari Tasikmalaya, Edoy Ngalagena (32), Sandi Mizon (38), dan Sonet (44), tetap berkomitmen untuk melestarikan seni tradisional Karinding.

Alat musik khas Sunda yang berasal dari Jawa Barat dan Banten ini memiliki keunikan tersendiri, dimainkan dengan cara disentil atau dipukul sambil ditempelkan di bibir, biasanya terbuat dari pelepah aren atau bambu.

Ketiganya membentuk grup musik bernama Karinding Sadulur, yang sering disingkat "Kasalur".

Nama grup ini berasal dari kata "Dulur" dalam bahasa Sunda, yang berarti saudara, mencerminkan hubungan kekeluargaan mereka.

Sejak berdiri pada tahun 2010, Karinding Sadulur telah aktif berlatih dan tampil di berbagai acara, dengan Edoy sebagai vokalis, Sandi menabuh Celempung, dan Sonet memainkan Karinding.

"Kami bertekad untuk menjaga dan melestarikan kesenian Karinding di tengah dominasi musik modern. Nama Karinding Sadulur ini diambil dari kata 'Dulur' karena kami adalah saudara kandung," ujar Edoy Ngalagena, yang juga dikenal sebagai pupuhu atau pimpinan grup.

Edoy menjelaskan kekhawatirannya terhadap potensi kepunahan Karinding, yang bisa jadi terlupakan oleh generasi muda. Mereka berusaha agar Karinding tetap relevan dan diterima oleh kalangan milenial, dengan harapan seni tradisional ini bisa berkembang dan disukai oleh generasi baru.

"Saya melihat perkembangan musik tradisional di Kota Tasikmalaya cukup positif, dengan beberapa generasi muda yang mulai melirik Karinding. Namun, pengaruh budaya luar juga membuat sebagian anak muda beralih ke genre lain. Kami ingin memastikan Karinding tetap dikenal dan terus berkembang," tambah Edoy.

Karinding Sadulur telah menghasilkan beberapa karya yang mencerminkan kekayaan budaya Sunda. Salah satu lagu mereka, "The Dark Soul", bahkan dijadikan soundtrack film horor lokal berjudul "Bangkitnya Mayit" pada tahun 2019. Selain itu, mereka merilis album mini berjudul "Blek Mejik" pada tahun 2015.

Dengan dedikasi yang kuat, Karinding Sadulur terus tampil di berbagai panggung, berusaha mengenalkan dan mempertahankan kesenian tradisional ini di tengah gelombang musik modern yang semakin mendominasi.

Editor
Link Disalin