Ikuti Kami :

Disarankan:

Ustaz Jadi Korban Pelemparan Batu di Jalan, Santri Geruduk Mapolres Ciamis Tuntut Keadilan

Sabtu, 19 April 2025 | 09:27 WIB
Watermark
Ustaz Jadi Korban Pelemparan Batu di Jalan, Santri Geruduk Mapolres Ciamis Tuntut Keadilan. Foto: NewsTasikmalaya.com/Febrian Libelvalen

Aksi brutal di jalanan kembali mencoreng wajah Kabupaten Ciamis. Kali ini, seorang ustaz dari Pondok Pesantren Banyulana, Desa Jelat, Kecamatan Baregbeg, menjadi sasaran kekerasan yang diduga dilakukan oleh kelompok pengendara motor tak dikenal.

CIAMIS, NewsTasikmalaya.com – Aksi brutal di jalanan kembali mencoreng wajah Kabupaten Ciamis. Kali ini, seorang ustaz dari Pondok Pesantren Banyulana, Desa Jelat, Kecamatan Baregbeg, menjadi sasaran kekerasan yang diduga dilakukan oleh kelompok pengendara motor tak dikenal.

Peristiwa memilukan itu terjadi pada Jumat (18/4/2025) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB, di jalur Sindangkasih, tepatnya usai perempatan dekat sebuah sekolah kejuruan. Saat itu, Ustaz Icang Hasim Nasir sedang dalam perjalanan pulang dari Cianjur bersama keluarganya.

Tanpa diduga, dua motor melintas dari arah berlawanan. Salah satu pengendara tiba-tiba melemparkan batu besar ke arah mobil yang dikemudikan Ustaz Icang. Kaca depan mobil pecah, dan pecahan kaca melukai leher sang ustaz.

“Ada luka gores cukup dalam akibat serpihan kaca. Kami juga menemukan batu besar dalam mobil, yang diduga dilempar pelaku,” ungkap H. Wawan Abdul Malik Marwan, perwakilan pondok pesantren saat bertemu jajaran Polres Ciamis, Jumat sore.

Meski terluka, Ustaz Icang tetap berupaya menyetir hingga ke SPBU Margaluyu. Di sanalah ia menghentikan mobil dan menghubungi santri untuk menjemputnya karena kondisi fisiknya memburuk.

Insiden ini membuat ratusan santri geram. Mereka mendatangi Mapolres Ciamis untuk menuntut pengusutan tuntas kasus tersebut. Bersama Waka Polres Kompol Sujana, mereka menyampaikan kekhawatiran akan maraknya aksi kekerasan jalanan yang semakin meresahkan.

Menurut H. Wawan, dugaan sementara mengarah pada aksi berandalan bermotor. “Kalau niatnya membegal, pelaku pasti menghentikan kendaraan. Tapi ini hanya melempar lalu kabur. Kami yakin ini ulah geng motor,” ujarnya.

Pihak pondok pesantren pun tak tinggal diam. Mereka langsung berkoordinasi dengan kepala desa di dua wilayah yang dikenal sebagai titik rawan geng motor. Tujuannya, mengumpulkan informasi untuk membantu polisi mengungkap pelaku.

Lebih lanjut, pihak pesantren mendorong DPRD dan Pemerintah Kabupaten Ciamis untuk mengeluarkan regulasi tegas yang melarang aktivitas geng motor.

“Kami ingin ada aturan resmi. Entah Perda atau Perbup, yang jelas Ciamis harus bersih dari geng motor. Ini sudah mengancam keselamatan masyarakat,” tegas H. Wawan.

Di sisi lain, Kompol Sujana menegaskan bahwa kepolisian telah menindaklanjuti laporan tersebut. “Korban sudah menjalani visum, dan saat ini kami masih mengumpulkan data serta bukti di lapangan. Kami serius menangani kasus ini,” ujarnya.

Ia juga menyatakan, Polres Ciamis siap bekerja sama dengan pesantren dan masyarakat dalam memerangi tindak kekerasan di jalanan.

 

Editor
Link Disalin