Ikuti Kami :

Disarankan:

Waspada Leptospirosis di Ciamis, Dua Kasus Ditemukan dalam Enam Bulan Terakhir

Kamis, 26 Juni 2025 | 18:05 WIB
Waspada Leptospirosis di Ciamis, Dua Kasus Ditemukan dalam Enam Bulan Terakhir
Waspada Leptospirosis di Ciamis, Dua Kasus Ditemukan dalam Enam Bulan Terakhir. Foto: NewsTasikmalaya.com/Ilustrasi.

Dua kasus leptospirosis ditemukan di Kabupaten Ciamis selama enam bulan terakhir. Penyakit menular berbahaya yang dapat menyebabkan kematian ini menyerang dua warga, masing-masing seorang perempuan dari Kecamatan Baregbeg dan seorang laki-laki dari Kecamatan Cisaga.

CAMIS, NewsTasikmalaya.com – Dua kasus leptospirosis ditemukan di Kabupaten Ciamis selama enam bulan terakhir. Penyakit menular berbahaya yang dapat menyebabkan kematian ini menyerang dua warga, masing-masing seorang perempuan dari Kecamatan Baregbeg dan seorang laki-laki dari Kecamatan Cisaga.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Ciamis, H. Edis Herdis, mengonfirmasi bahwa kedua pasien sempat menjalani perawatan di RSUD Ciamis dan saat ini telah dinyatakan sembuh.

"Keduanya sempat dirawat di RSUD Ciamis dan sudah dinyatakan sembuh," ujar Edis, Kamis (26/6/2025).

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira sp. dan ditularkan melalui urine (air kencing) tikus yang terinfeksi. Penularannya bisa terjadi jika seseorang berkontak langsung dengan air yang tercemar urine tikus, terutama di lingkungan yang lembap dan tergenang air.

Gejala leptospirosis sering kali menyerupai penyakit lain seperti flu, demam berdarah (DBD), atau tipus. Gejala yang perlu diwaspadai antara lain demam tinggi (suhu di atas 38,5°C), nyeri otot, terutama di betis dan sendi, mual, muntah, batuk, kencing berdarah, diare, mata merah, ruam kulit, sakit kepala, dan dalam kondisi parah, mata bisa menguning.

Menurut Edis, mereka yang sering beraktivitas di area basah seperti pasar tradisional, terminal, selokan, atau wilayah terdampak banjir memiliki risiko lebih tinggi tertular leptospirosis.

"Pencegahan atau cara menghindari penularan penyakit leptospirosis paling utama adalah lewat PHBS, pola hidup bersih dan sehat," jelas Edis.

Beberapa langkah pencegahan yang dianjurkan antara lain menggunakan alas kaki dan sarung tangan saat beraktivitas di area genangan atau lingkungan kotor, mencuci tangan dan kaki setelah beraktivitas, menjaga kebersihan lingkungan, serta memberantas tikus di rumah dan tempat kerja.

Edis mengingatkan masyarakat untuk tidak mengabaikan gejala awal dan segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan jika mengalami tanda-tanda yang mencurigakan.

"Jangan sampai terlambat. Bila tidak tertangani dengan baik, leptospirosis bisa menyebabkan kematian," tegasnya.

Editor
Link Disalin