TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com - Satuan Tugas Wilayah (Satgaswil) Jawa Barat, Densus 88 Anti Teror Mabes Polri, menggelar kegiatan sosialisasi wawasan kebangsaan untuk pencegahan faham intoleransi, radikalisme, dan terorisme di SMA Al Muttaqin Fullday & Islamic Boarding School, Kota Tasikmalaya, Kamis (28/11/2024) kemarin.
Kegiatan ini dipimpin oleh Katim Priangan Timur Satgaswil Jabar Densus 88 AT Polri, Kompol Wahyono, dan dihadiri oleh Kepala SMA Al Muttaqin Iin Kadar Solihin, Ketua Yayasan Anshorul Islam Anton Hilman, S.Pd.I., serta pembina yayasan yang juga mantan narapidana terorisme, Ustad Muhammad Iqbal.
Dalam sambutannya, Kompol Wahyono menjelaskan bahwa sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada siswa kelas XII agar memiliki daya tangkal terhadap paham-paham radikal yang dapat mengancam keharmonisan masyarakat.
"Kami dari Densus 88 Anti Teror Polri hadir untuk memberikan pemahaman kepada adik-adik sekalian. Tidak menutup kemungkinan, paham-paham radikal bisa masuk di sekitar kita. Kami juga menghadirkan mantan narapidana terorisme agar menjadi pelajaran penting bahwa radikalisme bukanlah jalan yang benar," ujar Kompol Wahyono.
Pada kesempatan tersebut, Ustad Muhammad Iqbal menyampaikan materi mengenai mitigasi paham radikal yang dapat memicu intoleransi dan aksi terorisme.
Ia menjelaskan bahwa radikalisme adalah pemikiran yang berupaya merombak tatanan sosial-politik dengan cara kekerasan, sementara terorisme adalah tindakan yang menimbulkan teror melalui ancaman atau kekerasan dengan motif ideologi, politik, atau keamanan.
"Terorisme adalah kejahatan yang pelakunya meyakini bahwa tindakannya adalah kebaikan. Pemahaman seperti ini yang harus diluruskan agar tidak menjerumuskan generasi muda," tegas Ustad Iqbal.
Ia juga menjabarkan ciri-ciri seseorang yang terpapar radikalisme, seperti memisahkan diri dari lingkungan, kebencian terhadap negara, serta pemahaman agama yang kaku dan tekstualis. Selain itu, ia menekankan pentingnya pendidikan agama dari sumber yang kredibel dan menciptakan lingkungan yang harmonis dan toleran.
Kepala SMA Al Muttaqin, Iin Kadar Solihin, mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, melalui kegiata ini, bisa menjadi bekal bagi para siswa dengan wawasan kebangsaan yang kuat.
"Kami berterima kasih kepada tim Densus 88 yang telah meluangkan waktu memberikan materi penting ini. Ini akan menjadi bekal berharga bagi para siswa kami untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan wawasan kebangsaan yang kuat," ujarnya.
Melalui sosialisasi ini, diharapkan para siswa memiliki langkah konkret dalam mencegah penyebaran paham radikal. Beberapa langkah yang disampaikan antara lain:
1. Memastikan referensi beragama dari sumber yang kredibel.
2. Membangun lingkungan pendidikan yang toleran dan suportif.
3. Meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar.
4. Menjalin komunikasi dengan aparat, pemerintah, dan tokoh masyarakat.
Acara yang dihadiri oleh 286 siswa berjalan dengan lancar dan penuh antusiasme. Pada sesi tanya jawab, siswa aktif berdiskusi dan berbagi pandangan mengenai isu radikalisme.
Kegiatan ini menjadi bukti komitmen Densus 88 Anti Teror Polri dalam menjaga harmoni masyarakat dan membangun generasi muda yang sadar akan bahaya intoleransi, radikalisme, dan terorisme.