Ikuti Kami :

Disarankan:

Galuh Ethnic Carnival 2025 Meriahkan Hari Jadi Ciamis ke-383, Ribuan Warga Padati Pendopo

Rabu, 11 Juni 2025 | 19:58 WIB
Watermark
Galuh Ethnic Carnival 2025 Meriahkan Hari Jadi Ciamis ke-383, Ribuan Warga Padati Pendopo. Foto: NewsTasikmalaya.com/Febrian L.

Peringatan Hari Jadi ke-383 Kabupaten Ciamis semakin semarak dengan digelarnya Galuh Ethnic Carnival (GEC) yang berlangsung meriah pada Rabu (11/6/2025), usai upacara di Pendopo Bupati Ciamis.

CIAMIS, NewsTasikmalaya.com – Peringatan Hari Jadi ke-383 Kabupaten Ciamis semakin semarak dengan digelarnya Galuh Ethnic Carnival (GEC) yang berlangsung meriah pada Rabu (11/6/2025), usai upacara di Pendopo Bupati Ciamis.

Acara tahunan ini kembali menarik perhatian publik dengan beragam seni dan budaya tradisional dari berbagai kecamatan di Ciamis serta partisipasi kabupaten tetangga.

Tahun ini, jumlah peserta meningkat signifikan menjadi 31 grup, dari tahun sebelumnya yang hanya 25 grup. Lonjakan partisipasi tersebut mencerminkan antusiasme masyarakat dalam melestarikan budaya lokal Tatar Galuh.

Bupati Ciamis Herdiat Sunarya mengungkapkan kebanggaannya atas penyelenggaraan GEC yang terus berkembang.

“Hari ini adalah bagian dari rangkaian Hari Jadi ke-383 Kabupaten Ciamis. Setelah upacara, kita lanjutkan dengan Galuh Ethnic Carnival yang menampilkan beragam budaya dari Ciamis dan daerah lain yang ikut berpartisipasi,” ujar Herdiat.

Ia mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga budaya sebagai identitas daerah.

“Budaya harus kita jaga, harus kita pelihara. Ini adalah warisan dari para leluhur kita. Alhamdulillah, hampir setiap kecamatan di Ciamis memiliki kekhasan budayanya masing-masing. Ini adalah kekayaan yang harus terus dikembangkan,” tambahnya.

Salah satu penampilan yang mencuri perhatian dalam karnaval budaya tersebut adalah Bebegig Sukamantri, kesenian khas dari Kecamatan Sukamantri.

Rialdi Vanzi Putra (30), anggota Sanggar Seni Bebegig Baladewa Sukamantri, menjelaskan bahwa Bebegig merupakan warisan budaya yang dulunya digunakan untuk mengusir roh jahat di wilayah Karang Kadung.

“Dulu, Bebegig Sukamantri digunakan untuk mengusir roh jahat yang mau masuk ke Karang Kadung. Awalnya hanya tampil saat Agustusan, tapi sekarang Alhamdulillah sudah sampai ke tingkat nasional,” kata Rialdi.

Ia menyebutkan, kostum Bebegig terdiri dari berbagai ornamen khas seperti injuk, kembang bubuai, daun waregu, dan hahapaan, lengkap dengan aksesoris klotok. Penampilan Bebegig melibatkan sekitar 40 orang, termasuk pemusik, penari, dan kru pendukung.

“Kami sudah tampil di berbagai kota seperti Bandung, Bali, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Purwakarta, dan Jakarta. Alat musik yang kami gunakan antara lain bedug, dogdog, terompet, kohkol, dan kecrekan,” jelasnya.

Rialdi berharap seni tradisional Bebegig semakin dikenal luas dan bisa menjadi ikon budaya yang membanggakan Ciamis di kancah nasional.

Editor
Link Disalin