TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com – Mengenakan toga hitam lengkap dengan selempang kebesaran, Deddy Mulyana melangkah mantap ke panggung wisuda Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Rabu (11/6/2025). Di balik senyumnya hari itu, tersimpan perjalanan panjang seorang anak dari keluarga sederhana yang kini mencatat sejarah sebagai Kepala Dinas termuda di Kota Tasikmalaya yang menyandang gelar doktor.
Deddy Mulyana, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Tasikmalaya, resmi menyelesaikan pendidikan S3 di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI dengan konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia. Ia meneliti strategi pengembangan ASN melalui pendekatan komprehensif yang mencakup kompetensi, keterlibatan, komitmen, dan transfer pengetahuan.
Bagi Deddy, pendidikan bukan sekadar gelar. Ini adalah bentuk penghormatan terhadap perjuangan orang tuanya. Sang ayah, almarhum bernama Anda Suhanda, hanya lulusan Sekolah Dasar yang bekerja sebagai PNS golongan 2 di Dinas Perhubungan Kabupaten Tasikmalaya. Ibunya, Hj. Dedeh Farida, menjadi sosok penting yang mendorong Deddy untuk terus belajar tanpa membebani orang lain.
"Intinya yang bikin semangat saya mengenyam pendidikan sampai gelar doktor, seperti ini. Almarhum bapak saya cuma lulusan SD, PNS golongan 2 di Dinas Perhubungan Kabupaten Tasikmalaya," ujar Deddy saat ditemui Kamis (12/6/2025).
Langkahnya di dunia pendidikan sempat penuh keraguan. Ia mengira perkuliahan S3 hanya soal formalitas. Nyatanya, tidak. "Kiranya main-main, eh tapi ternyata serius, titik koma harus tepat, itulah UPI," katanya.
Meski kini berada di posisi strategis, Deddy tidak pernah melupakan prinsip hidup yang diajarkan keluarganya, investasi bukan hanya soal uang, melainkan juga tentang ilmu. Pendidikan, baginya, adalah jalan perubahan yang bisa ditempuh siapa saja.
"Pesan orang tua saya, pendidikan bisa ditempuh siapa saja meski oleh keluarga sederhana," katanya.
Menempuh pendidikan tinggi bukanlah pelarian dari rutinitas birokrasi, melainkan cara Deddy memperkaya wawasan dan meningkatkan kompetensinya sebagai aparatur negara. Ia memilih jurusan Manajemen SDM karena dinilainya paling relevan dengan pekerjaannya sebagai pejabat publik.
Kini, dengan usia yang masih terbilang muda, Deddy Mulyana telah mencatatkan rekam jejak panjang di birokrasi Kota Tasikmalaya. Ia pernah menjadi ajudan wali kota pada 2002–2007, menjabat di berbagai posisi struktural seperti Kepala Bidang Diklat, Sekretaris BKD, Kabag TU Pimpinan, hingga Kepala Dinas sejak tiga tahun terakhir.
Perjalanan akademiknya juga memberi kontribusi ilmiah berupa model pengembangan SDM aparatur yang memadukan empat komponen utama, yakni kompetensi, komitmen, keterlibatan, dan transfer ilmu. Konsep ini diyakini dapat diadopsi dalam sistem pemerintahan untuk memperkuat kualitas kinerja ASN.
Meski telah meraih puncak akademik, Deddy tetap rendah hati. Ia ingin capaian ini menjadi penyemangat bagi ASN dan generasi muda di Tasikmalaya.
"Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Kita harus terus menimba ilmu demi menyongsong Indonesia Emas 2045," tutupnya.