Ikuti Kami :

Disarankan:

Kasus Perundungan Pelajar di Tasikmalaya Terungkap, ini Motifnya

Selasa, 08 Oktober 2024 | 20:18 WIB
Kasus Perundungan Pelajar di Tasikmalaya Terungkap, ini Motifnya
Kasus Perundungan Pelajar di Tasikmalaya Terungkap, ini Motifnya. Foto: NewsTasikmalaya.com/Indra S

Kasus perundungan fisik yang melibatkan pelajar Madrasah Tsanawiyah (MTS) di Desa Sukakarsa, Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya, kini menemui fakta baru.

TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com - Kasus perundungan fisik yang melibatkan pelajar Madrasah Tsanawiyah (MTS) di Desa Sukakarsa, Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya, kini menemui fakta baru.

Unit PPA Satreskrim Polres Tasikmalaya menemukan bahwa aksi perundungan tersebut terkait dengan keinginan pelajar untuk membentuk organisasi Patroli Keamanan Sekolah (PKS) yang belum ada.

Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya, AKP Ridwan Budiarta, menjelaskan bahwa motif di balik video viral tersebut adalah inisiatif pelajar kelas delapan yang ingin mengajak pelajar kelas tujuh untuk berkolaborasi membentuk PKS. 

"Motifnya muncul dari keinginan untuk membentuk organisasi Petugas Keamanan Sekolah. Inisiatif ini diambil oleh senior yang mengajak juniornya," ujar Ridwan pada Selasa (8/10/2024).

Menurut pengakuan korban dan terduga pelaku, tindakan pemukulan yang terjadi bukanlah diinginkan oleh pelaku, melainkan atas permintaan korban yang ingin meningkatkan ketahanan fisiknya.

Sebelumnya, keduanya terlibat dalam kegiatan olahraga seperti push-up dan squat jump, dan tampak bercanda dalam video yang berhasil ditemukan oleh pihak kepolisian.

"Awalnya, mereka melakukan push-up dan squat jump bersama. Korban meminta tambahan latihan fisik berupa pemukulan. Setelah itu, mereka bercanda, dan video tersebut direkam sebagai dokumentasi," lanjut Ridwan.

Total terdapat 16 orang yang terlibat dalam kasus ini, termasuk satu terduga pelaku dan satu orang yang merekam video. Proses hukum atas kasus perundungan ini dilakukan dengan melibatkan sejumlah lembaga, termasuk KPAI, UPTD Perempuan dan Anak, pihak sekolah, dan BAPAS, dengan penyelesaian dilakukan melalui diversi.

"Alhamdulillah, proses diversi sudah berhasil. Kami telah mengumpulkan semua pihak untuk mencapai kesepakatan, karena semua pihak sejak awal ingin menyelesaikan masalah ini secara damai, mengingat kejadian tersebut tidak seberat yang tergambar dalam video," pungkas Ridwan Budiarta.

Editor
Link Disalin