Ikuti Kami :

Disarankan:

Petani Ciamis Olah Limbah Aci Kawung Jadi Kompos, Dorong Pertanian Organik dan Atasi Pencemaran

Sabtu, 31 Mei 2025 | 20:22 WIB
Watermark
Petani Ciamis Olah Limbah Aci Kawung Jadi Kompos, Dorong Pertanian Organik dan Atasi Pencemaran. Foto: NewsTasikmalaya.com/Andri M.

Paguyuban Petani Organik Ciamis (PPOC) terus berinovasi dalam mendorong pertanian berkelanjutan. Sejak berdiri pada 2023, kelompok ini memanfaatkan limbah aci kawung sebagai bahan baku pupuk organik padat atau kompos, yang digunakan untuk tanaman padi dan hortikultura.

CIAMIS, NewsTasikmalaya.com – Paguyuban Petani Organik Ciamis (PPOC) terus berinovasi dalam mendorong pertanian berkelanjutan. Sejak berdiri pada 2023, kelompok ini memanfaatkan limbah aci kawung sebagai bahan baku pupuk organik padat atau kompos, yang digunakan untuk tanaman padi dan hortikultura.

“Kami punya demplot sawah 1 hektare di Maleber, 250 bata di Komplek Situs Jambansari, dan satu lagi di Mekarjadi (Sadananya). Semuanya memanfaatkan pupuk kompos berbahan baku limbah aci kawung,” ujar Ketua PPOC, H. Abdul Majid, Sabtu (31/5/2025).

Limbah aci kawung tersebut berasal dari industri pengolahan di Dusun Sarayuda, Desa Kertaharja, Kecamatan Cijeungjing, Ciamis. Selama puluhan tahun, limbah tersebut menjadi sumber pencemaran lingkungan karena menimbulkan bau menyengat, baik di musim hujan maupun kemarau, sehingga sering memicu protes warga.

“Kami mencoba memanfaatkan limbah aci kawung tersebut sebagai pupuk kompos. Mudah-mudahan bisa jadi solusi lingkungan serta meningkatkan pertumbuhan pertanian organik di Ciamis. Sebuah upaya kecil yang mudah-mudahan bermanfaat besar,” kata Majid.

Saat ini, PPOC rutin mengolah sekitar satu ton limbah aci kawung setiap minggu. Untuk menghasilkan kompos yang berkualitas, limbah tersebut dicampur dengan kohe (kotoran sapi, ayam, atau domba) serta serpihan daun hijau, menggunakan formula 3-2-1 untuk pupuk tanaman padi dan 3-2-2 untuk hortikultura.

Kompos hasil olahan ini telah diaplikasikan di beberapa demplot PPOC dan menunjukkan hasil yang menggembirakan. 

“Hasil optimal dari padi organik akan dicapai pada panen ketiga,” tambah Majid.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa saat ini terdapat perusahaan yang tertarik menjalin kerja sama dengan PPOC untuk mengolah limbah tersebut menjadi pupuk organik cair (POC).

“Ini adalah solusi memanfaatkan limbah atau sampah menjadi sesuatu yang bernilai, bahkan bisa jadi emas,” tutupnya.

Editor
Link Disalin