TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com - Di Kampung Sinargalih, Kecamatan Tamansari, pasangan suami istri lanjut usia, Karnadi (70) dan Saonah (65), hidup dalam bayang-bayang ketidakpastian. Selama lebih dari setahun, mereka terpaksa berlindung di bawah atap terpal yang dipasang untuk menutupi rumah mereka yang nyaris ambruk.
Rumah berukuran 4x6 meter ini, yang seharusnya menjadi tempat beristirahat, kini justru menjadi sumber kecemasan. Karnadi dan Saonah tidak dapat tidur nyenyak setiap malam. Hujan yang turun menjadi momok, mereka khawatir tetesan air akan membasahi tempat tidur mereka yang sudah berumur.
“Setiap kali hujan, kami tidak bisa tidur. Takut bocor masuk,” keluh Karnadi, suara penuh kepasrahan.
Dalam kondisi gelap, mereka harus berbagi kamar yang juga dalam keadaan memprihatinkan, sementara barang-barang mereka terpaksa disimpan di sudut rumah yang lapuk.
Keadaan ini disebabkan oleh rayap yang merusak struktur rumah mereka.
Karnadi menjelaskan, terpal yang mereka gunakan adalah hasil kredit, menandakan betapa terbatasnya keuangan mereka untuk merenovasi tempat tinggal.
“Kami sudah mengajukan permohonan bantuan ke RT dan RW, tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut,” katanya, dengan harapan yang samar.
Dengan kondisi rumah yang semakin memperihatinkan, Karnadi hanya bisa berharap pemerintah mendengar suaranya.
“Kami ingin tidur dengan tenang di usia kami yang sudah senja ini,” ungkapnya, menatap harapan di tengah kesulitan yang mendera.
Kisah mereka adalah pengingat akan pentingnya perhatian terhadap warga lanjut usia, yang sering kali terabaikan. Semoga ada tangan yang menjangkau, memberikan kehangatan dan rasa aman bagi pasangan ini, agar mereka bisa kembali merasakan ketenangan di rumah mereka sendiri.