CIAMIS, NewsTasikmalaya.com – Menjelang Idulfitri 2025, harga sejumlah bahan pokok di Ciamis mengalami kenaikan meskipun pasokan barang tetap melimpah. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ciamis melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (DKUKMP) memastikan bahwa stok barang tersedia dan tidak terjadi kelangkaan, termasuk gas elpiji 3 kg.
Kepala DKUKMP Ciamis, Asep Khalid Fajari, mengungkapkan bahwa kenaikan harga ini bukan disebabkan oleh keterbatasan pasokan, melainkan faktor lain yang perlu ditelusuri.
"Stok di lapangan melimpah, tetapi harga tetap naik. Artinya, ada faktor lain yang memengaruhi. Hal ini bukan pertama kali terjadi karena setiap menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), harga-harga cenderung meningkat," ujar Asep, Sabtu (8/3/2025).
Selain itu, ia juga mencatat tren daya beli masyarakat yang menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
"Tahun lalu, dari H-3 puasa hingga H+7 Lebaran, masyarakat masih banyak yang membeli dalam jumlah besar. Namun, tahun ini daya beli tampaknya lebih rendah," tambahnya.
Terkait ketersediaan gas elpiji 3 kg, Asep menegaskan bahwa tidak ada kelangkaan, meskipun sempat terjadi kendala distribusi akibat regulasi baru.
"Masalahnya bukan kelangkaan, tetapi ada kebijakan distribusi yang sempat berubah. Sebelumnya, pengecer tidak diperbolehkan menjual gas, sehingga masyarakat yang terbiasa membeli di warung kecil merasa kesulitan. Namun, kini ada arahan baru dari Presiden yang membuat distribusi kembali fleksibel," jelasnya.
Namun, ia mengakui bahwa keterbatasan jumlah pangkalan gas masih menjadi kendala di beberapa wilayah.
"Di beberapa desa, hanya ada dua atau tiga pangkalan, bahkan di beberapa dusun hanya satu. Akibatnya, warga yang tinggal jauh dari pangkalan harus membeli di pengecer dengan harga lebih tinggi, bahkan mencapai Rp22.000 per tabung," ungkapnya.
Pemkab Ciamis terus melakukan pengecekan ke gudang penyimpanan bahan pokok untuk mencegah praktik penimbunan.
"Kami pastikan tidak ada barang yang ditahan oleh distributor. Semua stok yang tersedia harus segera disalurkan ke pasaran," tegas Asep.
Distribusi bahan pokok di Ciamis terbagi ke beberapa titik strategis.
"Untuk wilayah Ciamis bagian utara hingga Tasikmalaya dan Ciawi, suplai berasal dari Panjunan. Sementara itu, untuk daerah selatan seperti Pangandaran dan Cikalong, distribusi juga berasal dari Panjunan yang ada di Pamarican," terangnya.
Sebagai upaya stabilisasi harga, Pemkab Ciamis berencana menggelar operasi pasar bersubsidi mulai pekan depan.
"Kebutuhan bahan pokok berbeda-beda di setiap daerah. Misalnya, di pedesaan, pasokan beras lebih aman karena banyak masyarakat memiliki hasil panen sendiri. Sementara itu, di perkotaan seperti Ciamis dan Cikoneng, permintaan lebih tinggi," jelasnya.
Subsidi yang diberikan dalam operasi pasar ini bisa mencapai 40–50 persen.
"Jika satu paket bahan pokok seharga Rp150.000, dengan subsidi bisa turun menjadi sekitar Rp90.000. Kami masih menunggu keputusan lebih lanjut dari pemerintah provinsi terkait jumlah paket yang akan disediakan," tambahnya.
Dengan berbagai langkah tersebut, Pemkab Ciamis berharap harga bahan pokok tetap stabil dan masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya menjelang Lebaran.
"Kami akan terus memantau situasi di lapangan dan memastikan pasokan barang tetap lancar," pungkas Asep.