BANJAR, NewsTasikmalaya.com - Makanan tradisional bukan sekadar sajian, melainkan cerminan budaya dan warisan yang berharga. Salah satu contoh yang mencolok adalah Umbut Langkap, makanan khas Kampung Siluman di Kelurahan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat.
Umbut Langkap, yang berasal dari batang muda pohon palem hutan, merupakan warisan yang dijaga oleh masyarakat setempat.
Emed Setiawan, seorang tokoh masyarakat, menjelaskan bahwa Umbut Langkap dapat ditemukan di hutan sekitar perkampungan, berjarak sekitar 500 meter.
"Sejak tahun 1970, Umbut Langkap menjadi bahan yang banyak dicari untuk hidangan di rumah," ungkapnya.
Hidangan ini sering disajikan dalam momen penting, seperti hajat warga dan acara tradisi seperti Maulid Nabi Muhammad SAW.
Umbut Langkap biasanya diolah menjadi gudeg atau oseng-oseng, menambah cita rasa khas dalam setiap sajian. "Saat itu, perekonomian di Kampung Siluman sangat lemah, dan Umbut Langkap menjadi alternatif lauk yang mudah didapat," jelas Emed.
Pada masa lalu, kondisi lahan pertanian sering terhambat banjir, sehingga panen pun sulit. Dalam situasi ini, warga beralih mencari Umbut Langkap di hutan.
"Mencari Umbut Langkap itu mudah, asalkan tidak diambil secara berlebihan. Kami menjaga kelestariannya agar tetap tumbuh di hutan," tegas Emed.
Selain dijadikan gudeg dan oseng-oseng, Umbut Langkap juga bisa disayur, direndang, atau menjadi bumbu gulai. Popularitasnya semakin meningkat, dan kini Umbut Langkap telah diakui sebagai makanan tradisional khas Kampung Siluman oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Pj Wali Kota Banjar, Ida Wahida Hidayati, baru-baru ini menerima Sertifikat Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) untuk Umbut Langkap pada 23 September 2024.
Sertifikat ini menjadi pengakuan atas nilai budaya dan tradisi yang melekat pada makanan tersebut, mengukuhkan tempatnya dalam warisan kuliner Indonesia.
Umbut Langkap tidak hanya menggugah selera, tetapi juga menyimpan cerita perjuangan dan kearifan lokal masyarakat Kampung Siluman. Dengan demikian, makanan ini menjadi simbol identitas dan kelestarian budaya yang patut dilestarikan.