TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com - Koalisi Masyarakat Sipil Tasikmalaya menggelar aksi unjuk rasa dengan cara yang unik dan berbeda di bawah Tugu Asmaul Husna, Jalan HZ Mustofa, Kecamatan Cihideung, pada Selasa (27/8/2024) malam.
Alih-alih membakar ban seperti yang kerap terlihat dalam demonstrasi di depan gedung DPRD, massa aksi yang mayoritas berpakaian serba hitam ini memilih untuk menyampaikan aspirasi mereka melalui berbagai pertunjukan seni.
Dalam aksi yang bertema "Pentas Darurat" ini, para demonstran membawa sejumlah spanduk dengan berbagai sindiran tajam, baik kepada DPRD maupun Presiden RI. Salah satu spanduk yang mencuri perhatian bertuliskan "Bebaskan Kawan Kami Sekarang".
Ramli, koordinator lapangan aksi tersebut, menyatakan bahwa situasi darurat yang mereka soroti ini merupakan momentum untuk memberikan pendidikan politik yang berbeda dari biasanya.
Ia menambahkan bahwa isu tentang otoritarianisme yang disematkan kepada pemerintahan Presiden Jokowi sudah membuat banyak pihak geram.
"Melalui aksi ini, saya ingin mengajak teman-teman seniman dan generasi Z untuk turun ke jalan dan menyuarakan keresahan mereka melalui seni," kata Ramli.
Ramli menjelaskan bahwa alasan di balik aksi yang dikemas dalam bentuk pertunjukan seni ini adalah agar teman-temannya bisa mengekspresikan keresahan mereka dengan cara yang kreatif.
"Pada akhirnya, kami menemukan formula bahwa kita harus menyuarakan aspirasi kita melalui pentas seni yang lebih populis dan relevan dengan generasi saat ini. Aksi seperti ini bukan sekadar demonstrasi di depan gedung DPRD, tetapi lebih kepada seni yang mampu menyentuh hati," tambahnya.
Aksi tersebut menampilkan berbagai pertunjukan seni, seperti monolog, pembacaan puisi, dan penampilan band dengan genre musik hardcore, reggae, dan lainnya.
"Di akhir acara, kami akan menyalakan lilin dan menabur bunga sebagai simbol bahwa demokrasi kita telah mati. Kami juga akan berdoa untuk kehancuran negeri ini," pungkas Ramli.
Aksi ini menyoroti situasi politik dan demokrasi di Indonesia, dan menunjukkan bahwa unjuk rasa tidak harus selalu keras dan anarkis, tetapi bisa dilakukan dengan cara yang damai dan penuh makna melalui seni.