BANJAR, NewsTasikmalaya.com – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan bahwa reaktivasi jalur kereta api Banjar–Pangandaran menjadi prioritas paling realistis yang dapat segera direalisasikan dalam waktu dekat. Hal tersebut disampaikannya saat konferensi pers di Balai Pakuan, Bandung, Rabu (23/4/2025) malam.
Dedi menjelaskan, keputusan tersebut didasarkan pada sejumlah pertimbangan strategis, mencakup aspek ekonomi, sosial, hingga teknis. Ia menilai bahwa jalur Banjar–Pangandaran memiliki potensi besar dalam meningkatkan mobilitas masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi kawasan.
“Tahap pertama adalah Banjar–Pangandaran. Itu yang paling rasional dan memungkinkan untuk segera direalisasikan,” ujar Dedi.
Langkah ini merupakan bagian dari visi besar Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menghidupkan kembali jalur-jalur kereta api nonaktif sebagai upaya meningkatkan konektivitas dan memperkuat infrastruktur transportasi.
Menurut Dedi, proyek reaktivasi ini diperkirakan membutuhkan investasi sebesar Rp20 triliun. Meskipun tergolong besar, ia optimistis proyek ini dapat menjadi stimulus fiskal bagi pemerintah pusat di masa mendatang.
“Kita semua punya mimpi besar tentang reaktivasi kereta api ini. Meskipun nilainya besar, ini adalah langkah awal menuju perubahan. Ke depan, siapa tahu fiskal pemerintah pusat semakin baik dan alokasi dana untuk Jawa Barat dapat ditingkatkan,” tambahnya.
Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUTR Kota Banjar, Sulistianingsih, menyatakan bahwa reaktivasi jalur KA Banjar–Pangandaran–Cijulang telah masuk dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2024–2044 yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2024.
Ia menegaskan bahwa program ini menjadi bagian integral dari visi jangka panjang pemerintah daerah untuk memperkuat sistem jaringan transportasi yang lebih modern dan terintegrasi.
“Program reaktivasi ini telah masuk dalam RTRW terbaru dan menjadi salah satu prioritas pemerintah,” tuturnya.
Jalur yang akan dihidupkan kembali ini mencakup jaringan kereta api antarkota, termasuk lintasan legendaris seperti Bogor–Yogyakarta dan Banjar–Pangandaran–Cijulang yang sebelumnya sempat terbengkalai.
Proyek reaktivasi ini diharapkan tidak hanya menciptakan akses transportasi yang lebih cepat dan efisien, tetapi juga turut memajukan sektor pariwisata di kawasan selatan Jawa Barat. Keindahan alam Pangandaran dan sekitarnya dinilai menjadi daya tarik yang dapat ditunjang dengan akses transportasi yang memadai.
Dengan dukungan perencanaan yang matang dan komitmen pemerintah, program ini diharapkan menjadi langkah nyata menuju sistem transportasi berkelanjutan yang mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah Jawa Barat.