TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com - Universitas Negeri Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya menjalin Memorandum of Understanding (MoU) dengan Institut Agama Islam Tasikmalaya (IAIT) pada Rabu pagi (14/8/2024). Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui kolaborasi strategis antara kedua institusi.
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Rektor Unsil yang diwakili oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unsil, Dr. H. Ade Komaludin, S.E., M.Sc, bersama Rektor IAIT, Dr. Abdul Haris, M.Pd, di Gedung Rektorat IAIT.
Dr. Ade Komaludin menegaskan bahwa peningkatan kerja sama ini merupakan bagian dari tuntutan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk memperkuat kolaborasi antar perguruan tinggi.
"Di Tasikmalaya, Unsil aktif menjalin kerja sama dengan berbagai institusi pendidikan, seperti IAIT, UPI, Uncip, dan UMB. Kerja sama ini tidak hanya terbatas pada IAIT, tetapi juga melibatkan perguruan tinggi lain seperti UPJ dan UMB," ujar Dr. Ade Komaludin.
Kerja sama ini akan diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti kuliah kepakaran, penelitian, dan pelatihan. Sebelumnya, Unsil melalui FEB telah mengadakan pelatihan di kampus IAIT sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
"Kami juga mengadakan pelatihan dengan UPI dan UMB. Implementasi kerja sama ini diharapkan dapat membawa manfaat yang nyata," tambahnya.
Dr. Ade juga menyebutkan bahwa Perjanjian Kerja Sama (PKS) ini akan berlaku selama lima tahun, tetapi ada kemungkinan untuk diperpanjang jika kedua belah pihak merasa masih diperlukan.
"Kerja sama ini memiliki cakupan yang luas, tidak hanya dalam bidang pengajaran, tetapi juga bisa dikembangkan ke bidang lain seperti penelitian dan pengabdian kepada masyarakat," jelasnya.
Di sisi lain, Rektor IAIT Tasikmalaya, Dr. Abdul Haris, M.Pd, mengungkapkan harapannya agar kerja sama ini dapat secara signifikan meningkatkan mutu lembaga pendidikan, sejalan dengan tuntutan peraturan pemerintah dan akreditasi.
"Kerja sama saat ini merupakan keharusan, terutama dalam upaya meningkatkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang meliputi pendidikan, pengabdian, dan penelitian. Kampus yang sukses adalah kampus yang aktif berkolaborasi dalam berbagai aspek ini," kata Dr. Abdul Haris.
Beliau juga menekankan pentingnya kurikulum merdeka yang menuntut banyak kolaborasi antar kampus. Salah satu contohnya adalah program pertukaran mahasiswa di mana mahasiswa dari satu kampus bisa belajar di kampus lain selama satu semester.
"Kolaborasi ini bukan hanya sekadar penandatanganan MoU, tetapi juga harus diikuti dengan tindak lanjut yang nyata untuk meningkatkan mutu Tri Dharma Perguruan Tinggi di masing-masing kampus," pungkasnya.