TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com - Banjir yang melanda empat kampung di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, belum surut hingga Kamis (22/5/2025) pagi.
Banjir akibat luapan Sungai Citanduy dan Sungai Cikidang ini telah terjadi sejak Rabu (21/5/2025) kemarin, setelah wilayah Kabupaten Tasikmalaya diguyur hujan deras selama dua hari.
Pada pukul 08.36 WIB, di lokasi menunjukkan bahwa air masih menggenang sebagian pemukiman warga dan jalan utama desa. Ketinggian air bervariatif, dengan ketinggian antara 30 sentimeter hingga satu meter. Akibat banjir ini, aktivitas warga terganggu dn jalan utama belum bisa dilintasi kendaraan.
Warga, terutama pelajar, terpaksa harus dibantu menggunakan perahu karet oleh petugas gabungan dari BPBD, Tagana, TNI-Polri untuk menuju sekolah.
"Kita akan melakukan evakuasi menyeberangkan anak sekolah dan yang kerja, karena akses menuju tanjungsari ke kecamatan tertutup oleh air dengan ketinggian antara 1 meter sampai 50cm," ujar Babinsa Desa Tanjungsari, Sertu Totong As'ari di lokasi banjir.
Terlebih saat ini, lanjut Totong, masih adanya siswa dari berbagai tingkatkan sekolah yang melangsungkan ujian akhir semester untuk kenaikan kelas.
"Kebetulan anak SMP dan SMA sedang ujian jadi kita usahakan semaksimal mungkin dapat melaksanakan pendidikan menggunakan perahu karet dan truk," ucapnya.
Di sisi lain, kata Totong, petugas gabungan saat ini masih terus melakukan patroli terhadap rumah warga yang terdampak banjir untuk memastikan keamanan warga.
"Patroli terus menyisir karena daerah bojongsoban masih tinggi air sekitar 1 meter, kita terus menyisir jangan sampai ada warga yang mengeluhkan sakit dan kita harus siaga," ungkapnya.
Sementara itu salah seorang siswa, Rizki Fadilah mengaku, terpaksa harus masuk sekolah untuk mengikuti Ujian akhir semester di tengah kondisi wilayahnya masih terkepung banjir.
"Iyah karena sedang ujian, jadi harus masuk.
Dari rumah gak ada jalan lagi untuk ke sekolah, karena ini banjir masih lumayan tinggi," ujar Rizki.
Jika dalam kondisi normal, kata Rizki, untuk pergi ke sekolahnya itu ia biasa berjalan kaki atau memakai kendaraan roda dua. Ia pun menyampaikan terima kasih kepada petugas gabungan yang telah membantu warga di sini.
"Biasa jalan kaki atau motor. Saya kelas 9. Adaya bantuan perahu, sangat membantu, tentunya saya ucapkan terima kasih," tandasnya.
Sementara itu, dari data petugas dan pihak deda, jumlah yang terdampak banjir mencapai 4.122 kepala keluarga (KK). Selain merendam pemukiman, banjir juga merusak 43 hektar kebun, 83 hektar sawah, 31 hektar kolam.