TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com – Ramadan kali ini terasa berbeda bagi Rasman, pria paruh baya yang akrab disapa Mang Acim. Ia, bersama ratusan warga Kampung Margamulya, Desa Cikondang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, harus mengungsi akibat bencana pergerakan tanah yang semakin meluas. Rumahnya ambruk, dapurnya tak lagi bisa digunakan, dan ia terpaksa menjalani Ramadan di tempat pengungsian.
Namun, di tengah cobaan ini, Mang Acim masih bisa tersenyum. Kehadiran aparat kepolisian dari Polres Tasikmalaya Kota membawa sedikit kebahagiaan bagi dirinya dan warga lainnya.
"Alhamdulillah, kami merasa terbantu dengan datangnya petugas kepolisian ke sini. Setidaknya, kami bisa menjalankan ibadah puasa dengan lebih tenang. Apalagi saat berbuka puasa, kami tidak punya dapur karena rumah kami ambruk," ujar Mang Acim dengan mata berkaca-kaca.
Tak hanya bantuan makanan dan logistik, Polres Tasikmalaya Kota juga menyediakan tenda Sabhara yang dijadikan musala darurat.
"Kami sangat bersyukur. Berkat tenda ini, kami masih bisa salat tarawih berjamaah meski di pengungsian," tambahnya.

Sejak bencana ini terjadi, jumlah warga terdampak terus bertambah. Hingga Jumat (7/3/2025), sebanyak 106 kepala keluarga atau 273 jiwa terpaksa meninggalkan rumah mereka. Sebagian besar mengungsi di aula dan GOR Desa Cikondang.
Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Moh. Faruk Rozi, menegaskan bahwa kehadiran kepolisian di lokasi pengungsian bukan hanya untuk memastikan keamanan, tetapi juga untuk memberikan dukungan moril kepada para korban.
"Kami ingin meringankan beban mereka. Selain pemeriksaan kesehatan dan trauma healing bagi anak-anak, kami juga membagikan takjil agar mereka bisa berbuka puasa dengan lebih baik," ujar AKBP Faruk.
Pembagian takjil dilakukan di dua titik, yakni di pusat bencana di musala darurat dan di lokasi pengungsian.
Sementara itu, kondisi pergerakan tanah di Desa Cikondang semakin mengkhawatirkan. Hujan deras yang turun dalam beberapa hari terakhir memperparah situasi, menyebabkan retakan tanah semakin besar. Beberapa rumah yang sebelumnya masih utuh kini mulai miring dan terancam ambruk.
Sebagai langkah darurat, pemerintah telah merekomendasikan relokasi warga ke Kampung Sukahurip, yang berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi bencana. Lokasi ini diharapkan dapat menjadi tempat tinggal sementara bagi warga terdampak.
Di tengah situasi sulit ini, kepedulian yang hadir dari berbagai pihak, termasuk aparat kepolisian, memberikan harapan bagi Mang Acim dan warga lainnya. Meski tak lagi bisa menikmati Ramadan di rumah sendiri, mereka tetap berusaha bersabar dan bersyukur atas bantuan yang datang.