TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com - Resepsi Hari Lahir (Harlah) ke-102 Nahdlatul Ulama (NU) di Kota Tasikmalaya tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga momentum untuk meneguhkan komitmen menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat.
Dalam acara yang berlangsung pada Rabu (29/1/2025) pagi, NU menggelar deklarasi Tasikmalaya Kondusif sebagai bentuk penolakan terhadap geng motor dan kenakalan remaja yang semakin marak.
Ketua Pengurus Cabang (PC) NU Kota Tasikmalaya, H. Dudu Rohman, menegaskan bahwa deklarasi ini merupakan respons terhadap maraknya aksi geng motor yang meresahkan masyarakat.
"Di Kota Tasik banyak kejadian yang tentunya meresahkan masyarakat, di antaranya geng motor. Saya ingin mendesak aparat penegak hukum untuk menegakkan keadilan tanpa pandang bulu," ujarnya.
Menurutnya, NU ingin menciptakan lingkungan yang harmonis dan damai bagi masyarakat Kota Tasikmalaya.
"Jangan sampai ada keresahan di masyarakat gara-gara geng motor. Kita tidak mau seperti itu," tambahnya.
Sebagai langkah konkret, NU berencana melakukan pembinaan kepada remaja, terutama anak-anak di bawah umur, agar tidak terjerumus dalam aksi kriminalitas.
"Kita akan melakukan komunikasi dan pencerahan bersama Polres atau aparat hukum ke madrasah, sekolah, dan pesantren. Kita harus menegaskan bahwa melanggar hukum itu tidak boleh," jelasnya.
Selain itu, NU juga menggandeng komunitas motor di Tasikmalaya untuk ikut serta dalam gerakan ini.
"Saya mengundang komunitas-komunitas motor agar kita bisa merangkul mereka, memberikan pemahaman terkait aturan di jalan, serta bagaimana berkendara yang baik dan aman," kata Dudu.
Sebagai bagian dari upaya jangka panjang, NU akan mengadakan pengajian rutin bagi komunitas motor.
"Kita akan agendakan satu atau dua bulan sekali pengajian khusus bagi komunitas motor, agar mereka lebih memahami nilai-nilai keagamaan dan sosial," ungkapnya.
Dudu juga berharap agar kejadian-kejadian kriminalitas yang melibatkan geng motor di Tasikmalaya tidak lagi terulang.
"Harapan ke depan, tidak boleh ada kejadian seperti itu lagi. Ini menjadi tugas bersama bagi aparat di semua lini untuk memberikan pemahaman dan menyadarkan mereka yang melanggar hukum," tegasnya.
NU pun menegaskan kesiapannya untuk turut serta menjaga keamanan jika aparat dianggap kurang maksimal.
"Kalau aparat tidak bisa, Banser akan turun tangan. Tapi sejauh ini, Banser akan tetap menjalankan tugas dan fungsinya sesuai aturan," pungkasnya.
Peringatan Harlah ke-102 NU ini mengusung tema Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat. Dudu menilai, peringatan ini menjadi magnet bagi warga NU untuk semakin memiliki rasa kebersamaan dalam organisasi.
"Ini momen sangat berharga. Di momentum ini, kita ingin menunjukkan bahwa NU adalah organisasi yang mengedepankan persaudaraan, saling menghormati, dan berperan aktif dalam menjaga keamanan serta ketertiban masyarakat," tutupnya.