Ikuti Kami :

Disarankan:

Perayaan Imlek di Kota Banjar, Mempertahankan Tradisi dan Merawat Toleransi

Jumat, 24 Januari 2025 | 15:58 WIB
Perayaan Imlek di Kota Banjar, Mempertahankan Tradisi dan Merawat Toleransi
Perayaan Imlek di Kota Banjar, Mempertahankan Tradisi dan Merawat Toleransi. Foto: NewsTasikmalaya.com/Martin.

Perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili yang jatuh pada 29 Januari 2025 segera disambut masyarakat Tionghoa di seluruh dunia, termasuk di Kota Banjar, Jawa Barat.

BANJAR, NewsTasikmalaya.com - Perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili yang jatuh pada 29 Januari 2025 segera disambut masyarakat Tionghoa di seluruh dunia, termasuk di Kota Banjar, Jawa Barat.

Bagi masyarakat Tionghoa setempat, Imlek bukan sekadar perayaan tahun baru, tetapi juga momen untuk melanjutkan tradisi leluhur dan mempererat persaudaraan.  

Setiadi, salah satu tokoh masyarakat Tionghoa di Kota Banjar, mengungkapkan bahwa perayaan Imlek dilakukan dengan menyesuaikan budaya lokal serta tetap menjaga nilai-nilai tradisi yang diwariskan para leluhur.  

"Kami tetap melakukan tradisi yang diwariskan orang tua kami, namun dengan menyesuaikan adat lokal di Banjar. Tradisi ini menjadi cara kami untuk melestarikan budaya dan merawat kedamaian," ujar Setiadi saat ditemui di tempat ibadah Khonghucu Kongmiao "Makin Banjar," Jumat (24/1/2025).

Menurut Setiadi, tradisi Imlek di Kota Banjar bermula dari perjalanan para leluhurnya yang datang ke Indonesia untuk berdagang hingga akhirnya menetap di Banjar. Tradisi ini bertujuan untuk membawa kedamaian dan kemakmuran, serta mempererat hubungan antarsesama.  

"Leluhur kami datang ke sini sebagai pedagang dan mulai menetap. Dari sana, budaya Imlek berkembang dan menjadi bagian dari kehidupan kami di Banjar," ungkapnya.  

Sebelum perayaan Imlek, masyarakat Tionghoa biasanya melaksanakan tradisi sembahyang yang disebut "Er Si Sheng An." Dalam tradisi ini, mereka memercayai keberadaan Malaikat Dapur, Co Kun Kong, yang akan mencatat amal baik keluarga dan melaporkannya kepada Tuhan.  

"Tradisi ini mengingatkan kami untuk saling memberi dan mempererat persaudaraan, tidak hanya antarumat Tionghoa, tetapi juga dengan masyarakat dari agama dan budaya lain," jelas Setiadi.  

Selain sembahyang, masyarakat Tionghoa di Banjar melestarikan tradisi seperti berbagi angpau, mengunjungi sanak saudara, serta berbagi kepada sesama, termasuk masyarakat dari latar belakang agama lain.  

Pada perayaan tahun ini, masyarakat Tionghoa juga membagikan sembako sebagai bentuk kepedulian dan toleransi.  

"Hari ini kami membagikan sembako kepada masyarakat, baik yang Tionghoa maupun yang tidak. Hal ini kami lakukan untuk menanamkan nilai kedamaian dan toleransi yang menjadi inti dari perayaan Imlek," kata Setiadi. 

Setiadi berharap agar masyarakat Tionghoa dapat terus menjalankan ibadah sesuai keyakinan mereka tanpa tekanan dari pihak manapun.  

"Harapan kami sederhana, agar kami dapat menjalankan ibadah sesuai keyakinan tanpa ada tekanan. Kami juga ingin terus menjaga kedamaian dan toleransi di tengah masyarakat Indonesia yang beragam," pungkasnya.  

Editor
Link Disalin