CIAMIS, NewsTasikmalaya.com - Meski dikenal sebagai salah satu daerah penghasil perikanan air tawar di Jawa Barat, para peternak ikan di Ciamis kini menghadapi tantangan besar akibat masuknya ikan dari luar daerah dengan harga yang lebih murah.
Jenis ikan seperti nila, lele, kancra, hingga gurame kini mendominasi pasar, menggeser posisi Ciamis yang selama ini terkenal dengan kualitas gurame soangnya.
“Padahal bibit gurame dari Banyumas dan Tasikmalaya dulunya berasal dari Ciamis,” ungkap H. Akaw, salah satu peternak ikan, dalam pertemuan dengan Komisi B DPRD Ciamis pada Kamis (5/12/2024).
Dalam pertemuan tersebut, belasan anggota Pembudidaya Perikanan Ciamis (PPC) menyampaikan keluhan mereka terkait kesulitan bersaing dengan ikan dari daerah seperti Tasikmalaya, Blitar, dan Tulungagung. Harga ikan dari daerah tersebut lebih murah karena efisiensi dalam penggunaan pakan, yang mayoritas dihasilkan secara mandiri.
“Di Blitar, peternak tidak bergantung pada pakan pabrikan, sehingga biaya produksi lebih rendah. Sementara di Ciamis, pakan mencakup 75% dari biaya produksi,” jelas H. Akaw.
Ketua PPC, Hendar Suhendar, berharap pemerintah daerah dapat menyediakan solusi jangka panjang, termasuk pengembangan kawasan di sekitar Bendungan Leuwikeris sebagai sentra UMKM olahan ikan.
Ia mengusulkan pembangunan showroom produk UMKM, seperti olahan es krim nila, brownies nila, hingga cendol nila. Selain itu, Hendar juga mengusulkan adanya wahana edukasi untuk budidaya ikan di Ciamis, baik untuk ikan konsumsi maupun ikan hias.
Menanggapi aspirasi tersebut, Ketua Komisi B DPRD Ciamis, H. Awan Setiawan, bersama sejumlah anggota dewan dan pejabat terkait, berjanji akan memperjuangkan solusi yang bisa mendukung keberlanjutan usaha perikanan di Ciamis.