BANJAR, NewsTasikmalaya.com– Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy menanggapi kekhawatiran dampak impounding atau pengisian awal air Bendungan Leuwikeris terhadap layanan air bersih di Kota Banjar, Jawa Barat.
Kepala BBWS Citanduy, Elroy Koyari, mengatakan, bahwa pihaknya akan membangun lima sumur bor sebagai langkah antisipasi untuk memastikan pasokan air bersih tetap lancar.
"Kami segera menindaklanjuti kekhawatiran dampak impounding ini," kata Elroy, Senin (29/7/2024).
Menurutnya, BBWS Citanduy telah mengidentifikasi lima lokasi yang memiliki cadangan air tanah untuk pembangunan sumur bor, guna mengantisipasi dampak dari impounding Bendungan Leuwikeris.
Pihaknya juga memastikan pasokan air baku untuk warga Kota Banjar tetap terpenuhi selama proses tersebut berlangsung.
“Kami telah melakukan survei terhadap cadangan air tanah dan menemukan lima titik yang memungkinkan untuk pembuatan sumur bor,” ujarnya.
Elroy menyampaikan, bahwa pengeboran sumur bor di lima lokasi yang telah diidentifikasi akan segera dilakukan sebelum proses impounding dimulai pada 15 Agustus mendatang.
Selain itu, BBWS Citanduy juga telah berkoordinasi dengan BBWS Citarum dan BBWS Cimanuk-Cisanggarung untuk mendatangkan alat mesin bor yang diperlukan.
“BBWS Citanduy belum memiliki alat tersebut. Air dari sumur bor yang akan dibangun pasca impounding Bendungan Leuwikeris akan digunakan oleh PDAM Kota Banjar untuk didistribusikan kepada masyarakat,” tambah Elroy.
Ia menambahkan, proses pengisian awal air Bendungan Leuwikeris direncanakan berlangsung selama 55 hari, dimulai dari 15 Agustus 2024.
Elroy menyebut, bahwa pihaknya akan berupaya agar proses impounding dapat diselesaikan lebih cepat dengan melakukan modifikasi cuaca melalui hujan buatan di wilayah hulu Sungai Citanduy.
Sebelumnya, Direktur Perumdam Tirta Anom Kota Banjar, E Fitrah Nurkamilah, mengatakan, bahwa layanan air bersih untuk masyarakat akan terganggu selama 55 hari mulai 15 Agustus 2024, akibat impounding Bendungan Leuwikeris yang terletak di perbatasan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya.
"Layanan air bersih untuk masyarakat dari Perumda Tirta Anom berpotensi terganggu selama 55 hari," kata Fitrah usai rapat dengan Komisi II DPRD Kota Banjar, Jumat (26/7).
Ia menuturkan, bahwa impounding pada Bendungan Leuwikeris akan berdampak pada ketersediaan air di Sungai Citanduy, yang mengakibatkan pengolahan air baku Perumdam Tirta Anom terganggu.
"Dampak lainnya termasuk menurunnya penerimaan perusahaan dari pelanggan hingga Rp1,2 miliar per bulan," tuturnya.
Untuk mengantisipasi dampak tersebut, Perumdam Tirta Anom meminta BBWS Citanduy untuk membuat sumur bor di lima titik intake pengolahan air baku.
Jika tidak dilakukan, lanjut Fitrah, layanan air bersih kepada masyarakat terancam terganggu dan sebanyak 54 ribu jiwa akan terdampak.
“Kami meminta agar dibuatkan sumur dalam sebagai sumber air baku di lima titik lokasi dengan kapasitas 220 liter per detik. Kami berharap ini bisa terealisasi sebelum proses impounding dimulai," tandasnya.