Ikuti Kami :

Disarankan:

Misteri Kampung Teh Taraju, Antara Hawa Dingin dan Legenda Nyai Raras

Minggu, 11 Mei 2025 | 14:28 WIB
Misteri Kampung Teh Taraju, Antara Hawa Dingin dan Legenda Nyai Raras
Misteri Kampung Teh Taraju, Antara Hawa Dingin dan Legenda Nyai Raras. Foto: NewsTasikmalaya.com/Yudi R.

Taraju, sebuah kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, menyimpan kisah yang tak hanya membekas dalam ingatan warganya, tapi juga menggantung di udara sejuk yang membalut perkampungan.

TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com – Taraju, sebuah kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, menyimpan kisah yang tak hanya membekas dalam ingatan warganya, tapi juga menggantung di udara sejuk yang membalut perkampungan.

Terletak di ketinggian, hawa dingin Taraju seolah membawa pesan dari masa lalu, sebuah mitos yang diwariskan dari generasi ke generasi, yakni legenda Kampung Teh.

Bukan sekadar tempat penghasil teh berkualitas, Kampung Teh Taraju menyimpan cerita mistis tentang seorang perempuan tua bernama Nyai Raras. Konon, ia adalah ahli peramu teh yang mampu menciptakan racikan dengan aroma menenangkan dan rasa yang tak bisa ditiru siapa pun. Namun, rahasia dari kenikmatan teh itu bukan hanya pada cara meracik, melainkan juga pada waktu memetiknya.

"Daun teh hanya boleh dipetik saat kabut pagi turun," demikian bunyi larangan yang masih dijunjung warga hingga kini.

Menurut cerita turun-temurun, siapa pun yang melanggar aturan ini akan mendatangkan murka alam. Dan itu pernah terjadi.

Suatu hari, seorang saudagar kaya datang dengan ambisi besar. Ia tergiur akan teh Nyai Raras dan hendak menguasai kebunnya. Tanpa memedulikan peringatan warga, ia memerintahkan orang-orangnya untuk memanen daun teh saat matahari tinggi.

Petaka pun datang. Kabut turun lebih cepat, angin berembus kencang, dan sejak saat itu suhu Taraju tak pernah kembali seperti sedia kala. Udara menjadi lebih dingin, kabut lebih pekat, seakan alam menyimpan kemarahan yang tak kunjung reda.

Hari ini, meski zaman telah berubah, mitos itu masih hidup dalam bisik dedaunan yang bergoyang. Warga tetap memetik teh saat kabut pagi menyelimuti, menjaga tradisi sekaligus menghormati pesan leluhur.

Taraju bukan hanya tempat, ia adalah kisah. Kisah tentang teh, tentang Nyai Raras, dan tentang pesan alam yang tak pernah benar-benar hilang.

Editor
Link Disalin