BANJAR, NewsTasikmalaya.com – Program Kartu Berdaya yang diinisiasi Wali Kota Banjar, Sudarsono, dan Wakil Wali Kota Supriana mulai menunjukkan dampak konkret di tengah masyarakat. Program ini tak hanya menyasar pemilik kartu, tetapi juga menjangkau warga luas melalui berbagai bentuk bantuan sosial dan pemberdayaan.
Dalam kegiatan Sapahati dan penyerahan bantuan alat mesin pertanian yang digelar pada Selasa (3/6/2025), Wali Kota Sudarsono menegaskan bahwa Program Berdaya bukan sekadar simbol politik. Ia menekankan pentingnya realisasi program untuk kesejahteraan masyarakat.
“Kartu Berdaya itu hanya alat, yang terpenting adalah realisasi program ini untuk masyarakat yang berhak menerima bantuan,” ujar Sudarsono.
Salah satu program turunan yang telah berjalan adalah Berdaya Pangan, yang bertujuan memperkuat ketahanan pangan di Kota Banjar. Pemerintah daerah mengalokasikan dana sebesar Rp5 hingga Rp6 miliar dari APBD untuk mendukung sektor pertanian, peternakan, dan perikanan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Banjar, Yoyon Cuhyon, menyebutkan bahwa bantuan disalurkan dalam berbagai bentuk, mulai dari alat mesin pertanian (alsintan), benih ikan, pompa air, asuransi tani, hingga program serapan gabah.
“Bantuan ini mencakup berbagai sektor, mulai dari pertanian, peternakan, hingga perikanan. Ada distribusi alat dan mesin pertanian (alsintan), benih ikan, asuransi tani, pompa air, serapan gabah, dan lainnya,” jelas Yoyon.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Banjar telah meluncurkan Program Berdaya Bantu di Taman Kota Lapang Bhakti. Program ini berdiri di atas enam pilar utama: Berdaya Pangan, Berdaya Lokal, Berdaya Pacu, Berdaya Didik, Berdaya Tahan, dan Berdaya Bantu.
Setiap pilar dirancang untuk menjawab tantangan spesifik di masyarakat. Mulai dari mendukung ketahanan pangan dan UMKM, memperkuat layanan pendidikan dan sosial, hingga mendorong iklim investasi dan infrastruktur kota.
“Terakhir ada Berdaya Bantu, memastikan kepedulian kepada kelompok rentan, dengan bantuan bagi lansia, fakir miskin dan orang tidak mampu berdasarkan dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS),” jelas Sudarsono.
Dalam kesempatan tersebut, Sudarsono mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung kelanjutan program ini sebagai wujud semangat Pancasila yang menekankan pembangunan inklusif dan berkeadilan.
“Semoga ikhtiar ini menjadi langkah besar dalam membangun Kota Banjar yang masagi, berdaya saing, dan berkelanjutan,” pungkasnya.