Ikuti Kami :

Disarankan:

VIDEO: Tim PkM Dosen Prodi Kesmas FIK Unsil Tasikmalaya Edukasi Penggunaan Antropometri untuk Deteksi Stunting

Senin, 19 Agustus 2024 | 13:29 WIB

Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Negeri Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dengan fokus pada peningkatan kapasitas kader posyandu dalam pemantauan pertumbuhan dan deteksi stunting.

TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com - Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Negeri Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dengan fokus pada peningkatan kapasitas kader posyandu dalam pemantauan pertumbuhan dan deteksi stunting. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis (15/8/2024) di ruang rapat Puskesmas Kawalu.

Kegiatan PkM ini, yang diketuai oleh Rian Arie Gustaman, SKM., M.Kes, dan melibatkan anggota lainnya yaitu Dr. Siti Novianti, SKM., M.Kes, Nur Lina, SKM., M.Kes (Epid), Sri Maywati, SKM., M.Kes, Iseu Siti Aisyah, Sp., M.Kes, dan Dr. Prima Endang Susilowati, M.Si, berfokus pada edukasi penggunaan alat antropometri. Alat ini penting untuk mengukur berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala balita, yang merupakan indikator utama dalam mendeteksi stunting.

"Alat ini terdiri atas komponen untuk mengukur berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala balita. Selain memberikan edukasi, kami juga memberikan satu paket lengkap alat antropometri kepada Puskesmas Kawalu," kata Rian Arie Gustaman.

Rian menjelaskan bahwa banyak kesalahan yang terjadi dalam pengukuran, dan dengan alat standar dari Kementerian Kesehatan ini, kesalahan tersebut dapat dikurangi secara signifikan. Kawalu dipilih sebagai lokasi PkM karena jumlah penduduknya yang tinggi dan penerimaan yang baik dari pihak Puskesmas.

"Kami berharap dengan adanya kegiatan ini, kesalahan dalam pengukuran balita dan bayi bisa dikurangi, sehingga data yang didapatkan lebih akurat," tambahnya.

Kepala Puskesmas Kawalu, dr. Budy Nugraha, M.M.Kes, mengungkapkan terima kasih kepada tim dosen Unsil Tasikmalaya. Menurutnya, kolaborasi ini sangat penting karena masalah kesehatan tidak bisa diselesaikan oleh satu instansi saja.

"Masalah kesehatan memerlukan peran dari semua sektor, termasuk akademisi. Dengan adanya pengabdian ini, kapasitas kemampuan kader kami dapat meningkat, khususnya dalam mendeteksi stunting," ujar Budy.

Budy juga menjelaskan bahwa berdasarkan data Sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), kasus stunting di wilayah Kawalu masih cukup tinggi. Dari sekitar 2.300 sasaran, 500 di antaranya terindikasi berisiko stunting dan perlu divalidasi lebih lanjut.

Dengan bantuan alat antropometri ini, Budy berharap deteksi dini terhadap stunting pada bayi dan balita di wilayahnya dapat dilakukan lebih efektif, dan alat tersebut akan dialokasikan khususnya untuk posyandu yang sangat membutuhkan.

Editor
Link Disalin