Deretan Kasus Kejahatan Jalanan di Tasikmalaya: Dari Pengeroyokan hingga Penganiayaan Anak

TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com – Kota Tasikmalaya kembali diguncang dengan serangkaian aksi kekerasan jalanan yang mengkhawatirkan. Dalam beberapa kasus yang terjadi dalam kurun waktu berbeda, pihak Polres Tasikmalaya Kota berhasil mengungkap dan menangkap para pelaku, baik yang tergolong dewasa maupun anak di bawah umur.

Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Moh Faruk Rozi, mengungkapkan bahwa ketiga kasus ini menjadi sorotan publik karena melibatkan unsur kekerasan berat dan menimbulkan korban jiwa maupun luka-luka.

1. Pengeroyokan Brutal di Depan Kafe Menggala, Indihiang

Kasus pengeroyokan di Tasikmalaya yang terjadi pada Minggu, 12 Januari 2002, sekitar pukul 05.00 WIB, menjadi perhatian khusus aparat penegak hukum. Insiden ini terjadi di depan Kafe Menggala, Jalan Waskita Kusuma, Kelurahan Sukamaju Kidul, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya.

Tiga tersangka berinisial N, RF, dan SIR melakukan aksi kekerasan dengan cara melempari korban menggunakan botol hingga terjatuh, lalu melindas korban yang tergeletak di jalan dengan sepeda motor. Akibatnya, satu orang korban tewas dan satu lainnya mengalami luka berat.

Barang bukti yang diamankan antara lain sepeda motor, pakaian, dan helm yang digunakan saat kejadian. Para tersangka dijerat dengan Pasal 80 Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak serta Pasal 170 Ayat 2 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.

Motif pengeroyokan diketahui karena perselisihan di jalanan, dan proses penyelidikan masih terus berlanjut, termasuk otopsi terhadap korban yang direncanakan dilakukan dengan berkoordinasi kejaksaan.

2. Penganiayaan Viral Terhadap Anak di Jalan Cipedes 1

Pada Minggu, 13 April 2022 sekira pukul 02.00 WIB, warga Kota Tasikmalaya dihebohkan dengan video viral yang memperlihatkan aksi penganiayaan terhadap seorang anak di Jalan Cipedes 1, Kelurahan Penglayungan, Kecamatan Cipedes.

Pelaku berjumlah tiga orang dewasa, berinisial NS, YM, dan TV, yang melakukan pemukulan terhadap korban akibat masalah pribadi dalam lingkup pertemanan. Polisi bergerak cepat usai video menyebar di media sosial, dan berhasil menangkap ketiga pelaku.

Barang bukti yang diamankan termasuk dua unit sepeda motor, pakaian pelaku, rekaman CCTV, dan dua helm. Para pelaku dikenai Pasal 80 Ayat 1 dan Pasal 170 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun 6 bulan penjara.

3. Kekerasan Jalanan Lempar Batu di Jalan Mangin

Aksi kekerasan jalanan lainnya terjadi pada 4 April 2002, sekira pukul 04.30 WIB, di Jalan Mangin, Kampung Leuwikidang, , Kota Tasikmalaya. Pelaku melempari kendaraan yang melintas dengan batu, menyebabkan kaca depan mobil pecah dan menimbulkan trauma pada korban.

Korban yang diketahui berinisial GG dan GJS sempat melaporkan insiden ini. Salah satu pelaku bahkan sempat melarikan diri ke Jakarta, namun berhasil ditangkap oleh tim kepolisian. Barang bukti berupa kaca depan mobil Avanza yang pecah serta pakaian pelaku turut diamankan.

Kasus ini diproses berdasarkan Pasal 170 KUH Pidana, dengan ancaman hukuman hingga 5 tahun 6 bulan penjara.

Polisi Komit Tangani Kejahatan Jalanan di Tasikmalaya

Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Moh Faruk Rozi, menegaskan bahwa jajarannya akan terus meningkatkan pengawasan serta respons terhadap setiap laporan masyarakat terkait kekerasan di jalan. 

“Kami tidak mentolerir aksi premanisme dalam bentuk apa pun. Ini adalah bentuk komitmen Polri dalam menjaga ketertiban umum dan rasa aman warga Tasikmalaya,” ujarnya.

Masyarakat juga diminta untuk turut aktif memberikan informasi jika melihat tindakan mencurigakan, karena kerja sama antara warga dan aparat menjadi kunci penting dalam pencegahan dan penindakan kejahatan jalanan.