Ikuti Kami :

Disarankan:

Masjid Agung Ciamis Saksi Sejarah dan Pusat Peradaban Islam di Tanah Galuh

Sabtu, 22 Maret 2025 | 13:03 WIB
Masjid Agung Ciamis Saksi Sejarah dan Pusat Peradaban Islam di Tanah Galuh
Masjid Agung Ciamis Saksi Sejarah dan Pusat Peradaban Islam di Tanah Galuh. Foto: NewsTasikmalaya.com/Istimewa.

Masjid Agung Ciamis bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga saksi sejarah yang telah berdiri sejak 1882. Terletak di pusat Kota Ciamis, masjid ini menjadi ikon religi sekaligus pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi masyarakat setempat.

CIAMIS, NewsTasikmalaya.com – Masjid Agung Ciamis bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga saksi sejarah yang telah berdiri sejak 1882. Terletak di pusat Kota Ciamis, masjid ini menjadi ikon religi sekaligus pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi masyarakat setempat.  

Sekretaris Umum Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Agung Ciamis, Kurnia Soemantri, mengatakan bahwa masjid ini terus mengalami pengembangan agar tetap nyaman bagi jamaah.  

"Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Agung Ciamis juga menjadi pusat kegiatan keagamaan, pendidikan Islam, serta berbagai aktivitas sosial lainnya," ujarnya, Sabtu (22/3/2025).  

Masjid Agung Ciamis dibangun pada masa pemerintahan Bupati Galuh RAA Kusumadiningrat. Awalnya, bangunan ini memiliki atap bertingkat tiga yang menyerupai arsitektur Masjid Demak dan Masjid Agung Bandung. Konstruksinya didominasi oleh kayu jati, material yang dikenal kuat dan tahan lama.  

Namun, sejarah masjid ini juga mencatat peristiwa kelam. Pada 1958, saat gerombolan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) menyerang Ciamis, Masjid Agung menjadi salah satu sasaran penyerangan. Meskipun bangunan masjid tidak mengalami kerusakan besar, peristiwa ini berdampak signifikan terhadap kondisi sekitarnya.  

Sejak pertama kali dibangun, Masjid Agung Ciamis telah mengalami beberapa kali renovasi besar, di antaranya:  

- 1882-1902 

  Pembangunan awal masjid dimulai oleh Bupati RAA Kusumadiningrat dan rampung pada 1902 di era Bupati RAA Kusumasubrata. Kala itu, masjid memiliki desain khas dengan atap bertingkat tiga serta material utama dari kayu jati.  

- 1958 

  Renovasi besar pertama dilakukan setelah penyerangan DI/TII. Bupati Raden Yusuf Suryadipura memimpin proses rekonstruksi dengan sejumlah perubahan, seperti mengganti atap genting menjadi seng serta membangun dua menara di sisi kanan dan kiri masjid untuk memperkuat struktur bangunan.  

- 1983-1988 

  Pada masa Bupati Momon Gandasamita, masjid mengalami renovasi total. Material kayu jati mulai digantikan dengan beton, dan desain atap bertingkat diubah menjadi kubah beton. Dua menara sebelumnya juga digantikan dengan satu menara beton yang lebih kokoh.  

- 2002  

  Renovasi terakhir dilakukan pada masa Bupati Oma Sasmita. Masjid diperluas dengan arsitektur modern yang mencakup satu kubah besar di tengah, empat kubah kecil di sekelilingnya, serta dua menara besar di halaman sebagai pelengkap estetika dan fungsi masjid.  

Selain perubahan struktur utama, fasilitas penunjang turut dikembangkan, termasuk pembangunan basement untuk kantor DKM, perpustakaan, serta tempat wudu yang lebih nyaman dan modern.  

Saat ini, Masjid Agung Ciamis tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga pusat aktivitas sosial dan pendidikan Islam. Berbagai fasilitas telah ditambahkan, mulai dari taman hijau, area parkir luas, hingga tempat istirahat bagi musafir yang melintasi jalur nasional.  

Masjid ini juga rutin mengadakan kajian Islam, santunan anak yatim, serta layanan pendidikan Al-Qur'an. Dengan sejarah panjang dan modernisasi yang terus berlanjut, Masjid Agung Ciamis tetap menjadi simbol ketahanan spiritual dan kebanggaan masyarakat Ciamis.

Editor
Link Disalin