Disdukcapil Ciamis Jemput Bola Rekam KTP-el untuk Warga Sakit dan Disabilitas Sampai Malam
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Ciamis terus berinovasi dalam memberikan pelayanan administrasi kependudukan.
CIAMIS, NewsTasikmalaya.com – Menjelang Hari Raya Idul Adha, harga telur ayam ras kembali mengalami kenaikan setelah sempat turun pasca-lebaran. Di Pasar Manis Ciamis, harga telur ayam ras eceran sejak empat hari terakhir berada di kisaran Rp 29.000 per kilogram.
“Sudah empat hari ini harga telur ayam ras Rp 29.000/kg. Stok masih aman,” kata Evi Herawati, pedagang sembako dan telur di Blok C Pasar Manis Ciamis, Senin (5/5/2025).
Tak hanya telur ayam ras, harga telur puyuh juga mengalami kenaikan. Menurut Evi, harga telur puyuh naik dari Rp 35.000 menjadi Rp 37.000 per kilogram.
Kenaikan harga di tingkat eceran ini membawa angin segar bagi para peternak ayam petelur di wilayah Priangan Timur. Pasalnya, harga telur di tingkat peternak juga mengalami tren kenaikan sejak akhir April.
Sekretaris Perkumpulan Peternak Ayam Priangan (P2AP), H. Kuswara Suwarman, menyebutkan bahwa pada pekan terakhir April lalu, harga telur di tingkat peternak di wilayah Ciamis dan Tasikmalaya berada di kisaran Rp 22.900 hingga Rp 23.000/kg. Namun memasuki awal Mei, harga terus bergerak naik. Per Sabtu (3/5), harga telur sudah mencapai Rp 24.500/kg, dan kini naik lagi menjadi Rp 25.000/kg.
“Realisasi harga telur di tingkat peternak hari ini sekitar Rp 25.000 per kilogram,” ujar H. Kuswara.
Menurut Kuswara, biaya pokok produksi (BPP) atau break even point (BEP) telur ayam berada di kisaran Rp 21.000 hingga Rp 22.000/kg jika menggunakan pakan pabrikan murni. Sementara dengan pakan campuran (mix), biaya produksi bisa ditekan hingga Rp 19.000–Rp 20.000/kg.
“Jadi peternak saat ini menikmati margin keuntungan sebesar Rp 3.000 sampai Rp 5.000 per kilogram. Ini tentu menjadi momen yang menggembirakan,” imbuhnya.
Selain telur, Kuswara juga menyampaikan bahwa harga ayam ras pejantan (layer jantan) di tingkat peternak saat ini cukup menggembirakan, yakni berada di kisaran Rp 31.000/kg dalam kondisi hidup (livebird). Namun berbeda halnya dengan ayam broiler (BR), yang masih belum mampu menutupi biaya produksi.
“Untuk broiler, kondisinya masih memprihatinkan, karena harganya masih di bawah BEP,” ujarnya.
